Risiko Investasi Reksa Dana
Seperti investasi lainnya, reksa dana adalah produk yang memiliki risiko. Untuk itu, sebelum membeli reksa dana, sebaiknya investor memahami prospek dan laporan kinerja dari reksa dana tersebut.
BACA JUGA:Wajib Dicoba Nih! 5 Makanan Bikin Umur Panjang, Ada yang Disebut 7 Dalam Al Quran
1. Risiko Berkurangnya Nilai Unit
Efek-efek yang dikelola oleh manajer investasi pada reksa dana juga dapat mengalami penurunan nilai, yang dipengaruhi oleh perkembangan pasar uang dan pasar modal.
Hal ini meliputi peruabahan suku bunga, jatuhnya harga saham, risiko default emiten, dan sebagainya. Sehingga, nilai reksa dana per unit dapat menurun dan mengalami fluktuasi.
2. Risiko Likuidasi
Khusus untuk reksa dana tertutup, investor tidak bisa menjual investasinya kapan saja sesuai keinginan, karena penjualannya harus dilakukan di Bursa yang tergantung pada permintaan dan penawaran.
3. Mismanajemen Pengelolaan
Jika manajemer investasi tidak berhasil dalam mengelola portofolio efeknya, maka Nilai Aktiva Bersih (NAB) per nilai per unit reksa dana juga akan menurun.
4. Risiko Wanprestasi
Ini merupakan risiko terburuk, dimana risiko ini timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan reksa dana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
Hal ini meliputi wanprestasi dari pihak-pihak yang tekait dengan reksa dana, pialang, bank custodian, agen pembayaran, dan juga bencana alam yang menyebabkan penurunan NAB reksa dana.
Jenis Reksa Dana
Dilihat dari portofolio investasinya, reksa dana dibedakan menjadi sebagai berikut.