Jadikan Sumber Penghasilan, Gusti Jelantik Pelihara Ratusan Tikus Putih

Jadikan Sumber Penghasilan, Gusti Jelantik Pelihara Ratusan Tikus Putih

KARANGASEM - Bagi sebagian besar masyarakat, mungkin tikus terlihat menjijikkan dan menakutkan. Tapi bagi I Gusti Gede Jelantik, tikus, terutama tikus putih justru diakrabi dan dipelihara. Pria asal Banjar Gede Subagan, Kelurahan Subagan, Karangasem ini, memilih mengembangbiakkan tikus putih untuk dijadikan sumber penghasilan. Di bangunan kecil berukuran sekitar 7×4 meter yang letaknya di sebelah utara kediamannya, ratusan tikus putih berkembang dengan sangat baik disana. Nantinya tikus tersebut akan dijual oleh Gusti Jelantik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Meskipun terlihat menjijikkan dan menakutkan bagi sebagian orang, tetapi dirinya sangatlah tidak ada rasa takut untuk memelihara hewan kecil itu. “Menjual tikus ini sebagai pemasukan utama saya,” ujarnya saat disambangi di kediamannya, Jumat (5/8). Bisnis tersebut merupakan warisan dari almarhum ayahnya. Dari pengakuannya, bisnis ini bermula saat ayahnya kesulitan untuk mencari pakan babi. Berkat dorongan orang lain, akhirnya ayah dari Gusti Jelantik memutuskan untuk memelihara tikus. Dengan modal yang pas-pasan, Gusti Jelantik pun tidak bisa memelihara tikus dengan jumlah yang lebih banyak lagi, padahal keinginannya untuk itu sangat besar. “Bapak saya menekuni dari dua tahun lalu, kalau saya baru tahun lalu,” terangnya. Meskipun terbilang baru, tetapi pesanan yang ia terima sangat lancar. Setiap bulan hampir 500 ekor tikus ia kirim ke pengepul. “Saya sudah langganan, jadi pengiriman tergantung hasil ternaknya,” lanjut pria kelahiran tahun 1981 tersebut. Gusti Jelantik menambahkan, untuk tikus yang bisa dijual tersebut rata-rata umurnya satu bulan. Untuk harga jual pun Gusti Jelantik tidak terlalu memasang harga tinggi. Mulai yang terkecil Rp 2.500 sampai Rp 6 ribu. “Bervariasi, karena tikus disini jenis dua, ada Rat dan Mencit. Kalau afkir beda lagi harganya,” jelas bapak dua anak tersebut. Diakunya, dalam berbisnis pasti ada suka maupun duka yang dijalani. Tak terkecuali Gusti Jelantik yang menceritakan sempat mengalami rugi. Tidak karena ditipu, melainkan karena kecerobohannya. Sehingga membuat tikus yang dikirim sebanyak 200 ekor tersebut hanya tersisa 150. “Saya pakai kampil waktu ngirim, sampai di tujuan tikusnya mati 50 ekor. Itu seharga Rp 4 ribu, jadi saya rugi Rp 200 ribu,” tandasnya. Untuk sementara ini, Gusti Jelantik hanya memiliki satu tempat pemasaran, yakni langganannya di Gianyar. Itu disebabkan oleh kurangnya pemasaran. “Tikus ini biasanya untuk diberi makan ular, biawak, kura-kura, dan lainnya,” pungkasnya. (baliexpress)

Sumber: