Soal Dugaan Spionase di Kaltim, Begini Respon Panglima TNI

Soal Dugaan Spionase di Kaltim, Begini Respon Panglima TNI

KALTIM – Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa mengaku belum mengetahui secara pasti perihal adanya dugaan spionase di wilayah Nunukan, Kalimantan Timur. Namun, TNI harus terus melakukan antisipaso terhadap peristiwa semacam itu. “Saya terus terang belum mendengar langsung, mendapatkan laporan langsung, tapi itu adalah menurut saya tantangan yang pasti akan selalu terjadi,” kata Andika kepada wartawan, Sabtu (23/7). Andika mengatakan, aksi spionase tak bisa dipungkiri berpotensi terjadi. Sehingga TNI sebagai penjaga kedaulatan negara harus berusaha semaksimal mungkin mencegah terjadinya upaya mata-mata. “Intinya memang harus dijadikan pelajaran bagi semua bahwa semua pasti terus terjadi. Kapan pun dan sampai kapan pun karena kita juga tahu, tahu bukan tahu secara persis, tetapi tahu bahwa usaha-usaha untuk mengetahui apa yang sedang dilakukan maupun rencana ke depan. Itu juga sesuatu yang mungkin ada manfaatnya, baik bagi pihak-pihak yang menginginkan informasi itu atau intelijen itu,” jelasnya. Sebelumnya, beredar informasi telah terjadi peristiwa spionase di wilayah Nunukan, Kalimantan Timur. Kabar ini ditandai dengan diamankannya 1 WNI dan 3 WNA oleh anggota Marinir TNI AL di dekat perbatasan dengan Malaysia. Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Nunukan, Washington Saut Dompak mengatakan, berdasarkan penelusuran awal tidak ditemukan adanya tindak spionase. Kasus ini berawal dari WNI bernama Yosafat yang bekerja di Sabah, Malaysia di bidang konstruksi. Saat itu Yosafat mengajak seorang koleganya bernama Bai Jidong, seorang Warga Negara Tiongkok yang bekerja sebagai Direktur di China Railway Construction Engineering Burian Group Asia untuk masuk ke Wilayah Indonesia. Kegiatan ini memiliki tujuan melihat proyek pembangunan jembatan antara Tawau dan Sebatik, Malaysia. “Dikarenakan tidak dapat berbahasa Inggris dengan baik, Bai Jidong mengajak anggotanya yang bernama Ho Jin Kiat seorang warga negara Malaysia untuk masuk ke Wilayah Indonesia melihat proyek pembangunan jembatan,” kata Saut dalam keterangan tertulis, Sabtu (23/7). (jawapos)

Sumber: