Nasionalis China Garis Keras Rayakan Pembunuhan Shinzo Abe
CHINA - Kematian mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang dibunuh pada Jumat pagi (8/7) justru dirayakan oleh nasionalis China garis keras di media sosial mereka, Weibo. Hal itu lantaran masih banyaknya sentimen anti-Jepang di China. Beberapa berakar pada konflik dua negara, hingga perang di masa lalu. Akibatnya, banyak orang China yang masih merasakan kebencian terhadap Jepang atas kejahatan perang yang merebut sebagian besar daratan Tiongkok. Di Weibo, kabar pembunuhan Abe disambut oleh warganet di China. "Nasionalis China di Weibo mulai merayakan penembakan mantan PM Jepang Abe selama kampanye hari ini. Mereka menyebut penyerang sebagai 'pahlawan'," kata seorang seniman dan aktivis China, Badiucao pada Jumat. Ia kemudian mengunggah ulang sebuah unggahan dari WeChat yang populer di China. "Saya harap adalah PM Jepang saat ini tertembak, dan juga dari Korea," salah satu tulisan. Sementara unggahan lain membahas guyonan tentang makan semangkuk nasi ekstra untuk merayakan kematian Abe. Badiucao juga memposting tangkapan layar dari balasan Twitter "Abe sudah mati, ini seperti, buka sampanye," cuitan tersebut. "Saya benci pemerintah negara saya, tetapi itu tidak menghentikan saya untuk mencintai negara saya atau merayakan kematian Abe. Bagus untuk mati. Sampanye pop! selesai," tambahnya. Beberapa tulisan lain seperti "Saya menunggu kematian Abe", "Saya ingin menyumbangkan uang untuk penyerang," hingga "Ini adalah berita bagus," juga bermunculan di Weibo. Abe dibunuh dengan ditembak dua kali ketika memberikan pidato di Kota Nara, Jepang pada Jumat pukul 11.30 waktu setempat. Abe dilarikan ke rumah sakit dengan helikopter dan kemudian meninggal pada pukul 17.03 waktu setempat. Tersangka adalah Tetsuya Yamagami, pria 41 tahun yang ditangkap di tempat kejadian. Menurut laporan media lokal, Yamagami merupakan mantan anggota Pasukan Bela Diri Maritim Jepang dari 2002-2005. (rmol)
Sumber: