Ukraina Tak akan Ada Lagi di Peta Dunia, Hanya ‘Tameng Hidup’ yang Membuatnya Bertahan

Ukraina Tak akan Ada Lagi di Peta Dunia, Hanya ‘Tameng Hidup’ yang Membuatnya Bertahan

UKRAINA – Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengungkapkan bahwa dalam beberapa waktu kedepan Ukraina tak akan ada lagi di peta dunia. Pernyataan Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev ini terkait dengan invasi Rusia terhadap Ukraina yang telah berlangsung selama 113 hari. Dmitry Medvedev tentang Ukraina tak akan ada lagi di peta dunia berdasarkan aktifitas serangan Rusia yang tanpa henti terhadap Ukraina. Dalam invasinya, Rusia mengungkapkan bahwa telah menghancurkan salah satu gudang senjata NATO yang berada di di wilayah Lviv yang berada di sebelah barat Ukraina pada Kamis 16 Juni 2022. Gudang senjata NATO tersebut juga berdekatan dengan Polandia di mana Rusia menghancurkan gudang senjata tersebut dengan menggunakan rudal Kalibr. Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengungkapkan bahwa gudang senjata tersebut menyimpan amunisi untuk howitzer M777 yang dipasok oleh Amerika. Selain itu Igor juga menambahkan bahwa Rusia juga telah berhasil menghancurkan empat howitzer. Tak sampai disitu, dengan serangan udara yang di lancarkan oleh Rusia, berhasil menganhancurkan juga berbagai peralatan perang Ukraina yang berada di pangkalan udara wilayah Mykolaiv selatan. Dilansir daari aljazeera.com, meskipun telah diserbu sedemikian rupa, pejuang Ukraina di Severodonetsk menolak untuk menyerah setelah Rusia memberikan peringatan pada mereka. Pejuang Ukraina mengabaikan ultimatum Rusia untuk menyerahkan kota timur Severodonetsk, yang sekarang sebagian besar banggunan telah hancur setelah berminggu-minggu dibombardier oleh pasukan Rusia. Pihak Rusia mengatakan kepada pasukan Ukraina yang bersembunyi di sebuah pabrik kimia di sana untuk meletakkan senjata mereka.  Ukraina mengatakan lebih dari 500 warga sipil, termasuk 40 anak-anak, tetap bersama tentara di dalam pabrik kimia Azot. Terkait dengan keselamatan pihak sipil Ukraina, pihak Rusia mengungkapkan telah memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengungsi dari Azot ke wilayah yang lebih aman. Akan tetapi pihak Rusia menuduh, pihak Ukraina melarang warganya untuk mengungsi dan dijadikan tameng hidup. Tuduhan dari Rusia ini dibantah oleh pihak Kyiv bahwa mereka tidak pernah memanfaatkan warga sipil sebagai tameng mereka. Dalam menghadapi serangan Rusia, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa pihak Amerika akan segera mengirimkan paket pertahanan sebesar 1 miliar dolar Amerika yang akan digunakan untuk pertahankan di wilayah Dunbas. (disway)

Sumber: