Ngaku Beristri Empat, Sekap Remaja di Lemari

Ngaku Beristri Empat, Sekap Remaja di Lemari

MALANG – Kabar memilukan terdengar dari Desa Sambigede, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang. Seorang pria bernama AgusWicaksono tega menyekap remaja berusia 19 tahun di rumah yang dia kontrak. Bahkan pria 40 tahun itu mengikat tangan dan kaki korban dengan tali rafia, kemudian menyekapnya di dalam lemari kayu. Korban juga mengaku mendapatkan kekerasan seksual dari Agus. Peristiwa itu sebenarnya terjadi pada Kamis lalu (9/6). Namun polisi masih menyimpan informasi penanganan kasus tersebut dengan alasan masih dalam proses ”pendalaman”. Meski demikian, warga tahu betul detail peristiwa itu lantaran mereka pula yang awalnya mengamankan pelaku. Salah satu saksi mata kasus itu adalah Sunarsih.Perempuan 58 tahun merupakan pemilik rumah yang di kontrak Agus. Kepada Jawa Pos Radar Malang, dia menceritakan bahwa Agus mengontrak rumah sejak enam bulan lalu. Istri Agus yang tinggal di Pakisaji pernah datang dan bercerita bahwa suaminya itu memiliki empat istri. Mereka tinggal terpisah di  Sumberpucung, Jakarta, Surabaya, dan Pakisaji. ”Istrinya yang tinggal di Pakisaji itu datang ke sini setiap dua hari bersama anaknya,” cerita Sunarsih kemarin (12/6). Pada Kamis lalu (9/6), sekitar pukul 09.00, Agus membawa remaja perempuan ke kontrakannya. Sunarsih mengaku sempat ingin bertanya siapa perempuan yang masih terlihat seperti anak-anak itu. Namun karena sudah pernah dikasih tahu bawah Agus beristri empat, Sunarsih tidak jadi bertanya. Sekitar pukul 21.00, Sunarsih terkejut lantaran banyak orang berkerumun di depan rumahnya. Tiba-tiba terdengar teriakan dari salah seorang warga. ”Jangan lari, nanti kamu malah digebuki orang-orang,” ucap Sunarsih menirukan teriakan tersebut. Tak lama kemudian seorang polisi dan membawa pergi Agus. Setelah kegaduhan itu reda, Sunarsih mendapat cerita bahwa pria yang mengontrak rumahnya telah menyekap dan melakukan kekerasan seksual. Korbannya adalah remaja perempuan yang dibawa Agus masuk rumah pada Kamis pagi. Tindakan Agus terungkap setelah korban yang berinisial IN itu keluar dari rumah kontrakan secara sembunyi-sembunyi melalui pintu belakang. IN lantas lari ke rumah warga bernama Jumiati yang lokasinya berada di depan rumah tempat dia disekap. Dalam kondisi tangan masih terikat, IN mengatakan bahwa dirinya telah dimasukkan ke dalam lemari kayu, tidak diberi makan sejak pagi, tangan diikat, dan mulut ditutup kain. Peristiwa itu langsung menarik warga lain. Mereka berkumpul di rumah Jumiati untuk mendengarkan cerita dari korban. Beberapa saat kemudian, Agus muncul dan mencari keberadaan IN. Warga yang marah langsung mengepung pria yang diketahui memiliki lima nama samaran itu.  ”Agus ini namanya banyak. Kalau ke saya, awalnya mengaku orang Sumberpucung.Tetapi saat diinterogasi, ternyata orang Banyuwangi. Dia sudah dibawa polisi,” ujar Sunarsih. Sementara itu, Jumiati menceritakan bahwa Agus tergolong orang yang tertutup. Jarang bergaul. Bahkan kepada beberapa warga lain, pria itu mengaku bernama Deni. Pada hari penyekapan, Jumiati tidak tahu kalau di dalam rumah yang ditempati Agus ada remaja perempuan. Kamis malam, sekitar pukul 21.00,tiba-tiba Jumiati didatangi remaja perempuan dengan tangan terikat dan sedikit berdarah. ”Dia langsung pinjam handphone untuk menghubungi orang tuanya. Saya segera menghubungi pak RT, dan warga sekitar,” ujarnya. Tak butuh waktu lama, warga lain berdatangan ke rumah Jumiati, termasuk polisi. Orang tua IN juga satang setelah mendapatkan telepon tentang kondisi anaknya. Sementara itu, Wakil Ketua RT 08 Desa Sambigede A. Harianto mengaku sudah mendapatkan cerita tentang ihwal penyekapan yang dilakukan Agus. Pria 35 tahun itu menjelaskan,  IN bersedia diajak pergi oleh Agus lantaran dijanjikan dua hal. Pertama, menebus ijazah yang masih tertahan di sekolah. Kedua, membantu mencari pekerjaan yang layak. ”Janji awalnya baik. Tapi di perjalanan, niat itu berubah.Agus malah membawa ke kontrakannya,” ucap Harianto. Setibanya di kontrakan, Agus meminta IN mengambilkan laptop di dalam kamar.IN pun masuk ke kamar mencari barang yang diperintahkan. Ternyata Agus membuntuti dan ikut masuk ke dalam kamar. ”Setelah itu terjadi kekerasan seksual terhadap korban di dalam kamar. Korban mengaku diancam jika menolak,” imbuhnya. Malam itu juga Hariantomendatangkan keluarga IN.Ternyata, kedua orang tua IN saling kenal dengan Agus. Kepada orang tua IN, agus mengaku bekerja sebagai petugasintel. “Kedua orang tua IN tidak menaruh kecurigaan apa pun. Tetapi saat tahu anaknya disekap, mereka syok dan memasrahkan kasus itu kepada Polisi,” ucap dia. Warga juga sempat melihat bagian dalam rumah kontrakan tempat Agus menyekap IN. Diatas kasur tampak bercak darah. Pintu lemari juga jebol.Namun mereka tidak tahu apakah pintu lemari itu rusak saat IN berusaha melepaskan diri atau ditendang Agus yang marah. Terpisah, KanitReskrim Polsek SumberpucungAipda Edi membenarkan kabar adanya penyekapan tersebut. Namun dia mengaku belum bisa  memberikan keterangan. ”Nunggu dulu,Mas. Nanti akandiinformasikan lagi kasusnya. Saat ini masih pendalaman,” tutup dia. (nif/fat)

Sumber: