Pemainnya Hilang dan Dibunuh, Duterte Janji Lenyapkan Sabung Ayam Online

Pemainnya Hilang dan Dibunuh, Duterte Janji Lenyapkan Sabung Ayam Online

MANILA - Di saat pandemi Covid-19 melanda Filipina, sabung ayam tradisional terpaksa harus bertransformasi menjadi sabung online untuk bertahan. Namun, kini mereka mungkin akan dibubarkan oleh Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Duterte telah berjanji untuk melarang sabung ayam online menyusul kecaman publik atas hilangnya puluhan pekerja terkait sabung online tersebut dan kekhawatiran tentang biaya sosial perjudian. Sabung ayam adalah olahraga populer di negara Asia Tenggara, dan tentunya di Filipina. Tetapi pandemi Covid-19 memaksa penutupan arena tradisional di mana penonton berduyun-duyun menonton ayam jantan yang mengenakan taji berbilah bertarung sampai mati. Melihat runtuhnya arena-arena sabung tersebut, pemerintahan Filipina memberikan waralaba kepada tujuh perusahaan untuk merubah versi tradisional itu dengan bertaruh secara online. Di sana, itu dikenal sebagai "e-sabong", dan itu beroperasi 24 jam sehari. Duterte sebelumnya menolak seruan untuk menghentikan praktik e-sabong, karena Filipina mendapatkan 640 juta peso pajak bulanan dari industri tersebut. Itu dianggap membantu mengisi kembali kas pemerintah yang terkuras akibat pandemi. Namun dalam pidato televisi yang ditayangkan pada Selasa (3/5), Duterte mengatakan ia akan “menghentikan e-sabong pada malam ini juga”. Menteri Dalam Negeri Eduardo Ano telah menyarankan Duterte untuk melarangnya karena dampak sosialnya sangat buruk. "Ini adalah rekomendasinya dan saya setuju dengan itu dan itu bagus," ujar Duterte dikutip AFP, Selasa (3/5). Namun, Seorang pejabat istana kepresidenan mengatakan kepada AFP di hari yang sama bahwa larangan itu belum dikeluarkan. Sabung ayam online kini berada pada ujung tanduk setelah dugaan penculikan dan pembunuhan terhadap 34 orang yang telah memasok ayam jantan ke operator e-sabong berlisensi. Senator Ronald dela Rosa, sekutu Duterte yang memimpin dengar pendapat publik tentang olahraga itu pada Maret, mengatakan para korban dicurigai menyabot ayam jantan sehingga mereka akan kalah dalam pertarungan. Mereka kemudian akan bertaruh pada ayam jantan lainnya. Menurut pernyataan operator sabung ayam online pada dengar pendapat Maret itu, setiap harinya warga Filipina bertaruh sekitar tiga miliar peso bertaruh pada e-sabong. Ketersediaan platform e-sabong yang mudah juga memicu kegelisahan karena muncul laporan tentang penggemar yang kecanduan judi, mengabaikan pekerjaan dan keluarga mereka, dan menggadaikan aset untuk taruhan. Dalam satu kasus ekstrem, seorang ibu muda di kota Manila dituduh menjual putrinya yang berusia delapan bulan seharga sekitar 45.000 peso kepada pembeli yang dia hubungi melalui media sosial pada bulan Maret untuk melunasi hutang e-sabong. Polisi Filipina mengatakan gadis itu dan pembelinya kemudian ditemukan dan ditangkap.  (rmol.id)

Sumber: