Angka Kematian Ibu di Indonesia Menurun

Angka Kematian Ibu di Indonesia Menurun

PALEMBANG - Lebih dari 300 perempuan atau ibu meninggal setiap kasus per 100 ribu kelahiran berdasarkan data Angka Kematian Ibu (AKI) Indonesia "Akan tetapi sejak tahun 2012 kasus kematian ibu dan bayi menurun sebesar 25%, setiap tahunnya menurun," Kata Ditjen Bina Bangda Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, Teguh Setyabudi melalui Zoom Meeting talkshow penguatan peran Pemerintah Daerah melalui implementasi model perencanaan dan pengangguran kesehatan reproduksi terintegrasi untuk mendukung program percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, Kamis (24/3) siang. Dikatakannya, keberlangsungan pembangunan dunia dalam era modern pada tahun 2016 sampai 2020, Angka Kematian Ibu (AKI) menurun mencapai 2/3 di dunia. "Indonesia ditargetkan mampu menurunkan AKI menjadi 131 per 100 ribu kelahiran," katanya. Untuk itu tahun 2020 hingga 2024, Pemerintah telah menerapkan program kesehatan yang strategis untuk menurunkan jumlah AKI dengan target tidak lebih dari 183 per 100 ribu kelahiran. "Sehingga kita perlu menjaga kesehatan bersama, dan mengikuti program kesehatan Pemerintah untuk mencapai target, apalagi target tersebut bukan target yang mudah," ungkap Teguh. Lanjutnya, percepatan penurunan AKI perlu dilakukan dengan strategi yang baik, dalam hal ini telah banyak upaya yang dilakukan Pemerintah, apalagi program kesehatan ibu dan Keluarga Berencana (KB) di daerah masih lemah. "Hal itu dikarenakan keteebatasan pengetahuan di daerah masing-masing terkait masalah tersebut, dan masih ada presepsi program KB tidak memberi kontribusi yang besar," tutur Teguh. Oleh karena itu, Pemerintah meningkatkan komitmen terhadap program KB untuk kesehatan Ibu untuk meningkatkan pemahaman agar mereka memberi perhatian secara khusus. "Padahal, dengan KB dapat menjaga kesehatan ibu, hal ini perlu kita fokus perhatikan sehingga dapat mencapat target kita bersama," jelaanya. Dia berharap, dalam penurunan jumlah AKI, komitmen yang melibatkan perangkat daerah sangat penting, dapat dimulai dari puskesmas setempat, Dinas Kesehatan, dan rumah sakit. "Harus dikoordinasi sehingga mencapai target yang baik untuk kesehatan masyarakat menjalankan program KB Pemerintah Indonesia," tukasnya. (Mg01)

Sumber: