Pendeta Saifuddin Resmi Dipolisikan

Pendeta Saifuddin Resmi Dipolisikan

BMI Sulsel telah melaporkan Saifuddin ke Polda Sulsel. MAKASSAR — Aktivis Islam di Makassar mengaku sangat muak kepada seorang pria yang disebut-sebut sebagai pendeta, bernama Saifudin Ibrahim. Pasalnya, pria tersebut meminta kepada Menteri Agama agar menghapus 300 ayat di Alquran. Adalah Brigade Muslim Indonesia (BMI) Sulawesi Selatan (Sulsel) telah melaporkan Saifuddin ke Polda Sulsel dalam kasus dugaan penistaan agama, Kamis (17/3/2022). “Ini dampaknya sudah luar biasa yah. Di mana mana sudah gaduh. Bahkan pejabat pun sudah angkat bicara seperti Mahfud MD. Kami bawa (ke Polda Sulsel) bukti video, channel Youtube, dan beberapa screenshot video tersebut,” kata Andi Haryono, pengurus BMI Pusat kepada wartawan. Sebelum melapor, Andi mengaku sama sekali belum menjalin komunikasi dengan Saifuddin sebagai terlapor untuk meminta maaf, atau pun membuat klarifikasi atas video yang melontarkan pernyataan kontroversinya itu. “Kami juga tidak tahu di mana. Yang jelas video ini sudah beredar luas dan membuat gaduh. Kami harap polisi segera menindaklanjuti laporan kami dan menahan terlapor secepatnya,” harapnya. Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan seorang pria meminta menteri agama menghapus 300 ayat Alquran viral di media sosial (medsos). Dalam video tersebut, terlihat seorang pria mengenakan kaos hitam sedang berbicara tentang terorisme dan radikalisme. Dia juga berkata supaya Menteri Agama mengatur kembali kurikulum di pondok pesantren (ponpes). “Karena sumber kekacauan itu adalah dari kurikulum yang tidak benar bahkan kurikulum-kurikulum di pesantren, Pak, jangan takut untuk dirombak. Bapak periksa, ganti guru-gurunya, yang karena pesantren itu melahirkan kaum radikal semua,” kata pria tersebut dalam video yang disebut-sebut bernama Pendeta Saifuddin Ibrahim. Selain itu, dia mengatakan terdapat 300 ayat di Alquran yang memicu sikap intoleran, sikap radikal, hingga membenci orang lain yang berbeda agama. Dia meminta 300 ayat tersebut dihapus. “Bahkan kalau perlu, Pak, 300 ayat yang menjadi pemicu hidup intoleran, pemicu hidup radikal dan membenci orang lain karena beda agama itu di-skip atau direvisi atau dihapuskan dari Alquran Indonesia. Ini sangat berbahaya sekali,” kata pria tersebut. (ishak/fajar)

Sumber: