Ada Retakan di Tengkorak Kepala Aguswanto

Ada Retakan di Tengkorak Kepala Aguswanto

Sepeda motor milik korban Aguswanto Ada retakan di tengkorak kepala Aguswanto, yang ditemukan di pinggir jembatan Sungai Musi di Desa Tambangan Kecamatan BTS Ulu, Kabupaten Musi Rawas. Untuk mengetahui secara pasti penyebab kematian, kerangka manusia yang diduga Aguswanto dilakukan otopsi. ”Ya pagi tadi sudah kita lakukan otopsi. Untuk hasilnya, kita masih menunggu. Nanti tim dokter yang akan merilis hasilnya,” ungkap Kanit Pidum Polres Musi Rawas Ipda Al Ihsan, Sabtu (29/1/2022). Saat ini lanjutnya, Polres Musi Rawas masih terus lakukan penyelidikan sambil menunggu hasil otopsi terhadap korban pembunuhan itu. Kepala Kamar Jenazah RS dr Sobirin, Tukiman menjelaskan, kerangka Aguswanto sudah diotopsi oleh dokter Forensik Polda Sumsel. Otopsi dimulai pukul 10.00 WIB. ”Hampir satu jam setengah. Kerangka diotopsi di kamar jenazah RS dr Sobirin. Dari forensik Polda Sumsel ada10 orang tadi yang memeriksa kerangka. Kami tadi hanya ikut mendampingi,” jelasnya Untuk hasil lanjutnya, dokter Forensik Polda Sumsel yang akan menyampaikan. ”Namun tadi saat pelaksanaan otopsi, diketahui ada retakan di kepala sebelah kanan atas telinga,” ungkapnya. Setelah diotopsi, kerangka Aguswanto langsung dimandikan dan dikafani. ”Sekitar pukul 12.00 WIB jenazah langsung dibawa ke rumah duka mengunakan ambulance RS Dr Sobirin, didampingi pihak Polres,” jelasnya. Terpisah Sekretaris Desa Pian Raya Supriyadi didampingi Kadus 6 Pian Raya Boyce mengatakan, saat hendak pergi dengan membawa uang Rp50 juta itu, istri korban sempat keberatan. ”Ya istri korban sempat mengingatkan korban yang bawa uang sebanyak itu. Apalagi sebelum membawa uang Rp50 juta, korban juga pernah membawa uang Rp 35 juta untuk menemui Yanto di Muara Beliti. Uang itu milik korban, hasil jual karet, karena kesehariannya korban ini pengepul karet di Pian Raya,” katanya. “Tapi aslinya dia warga Desa Jayabakti, Kecamatan Tuah Negeri. Di Pian Raya korban menjalani usaha itu sudah 10 tahun lebih,” ungkap Supriyadi. Sejak suaminya tak kembali ke rumah 18 Januari 2022, Sukinem tak lapor pada polisi maupun RT. Sukinem hanya menelepon sanak saudaranya. Anak korban pun masih tetap kuliah di salah satu akademi kebidanan. Satunya lagi masih di pesantren. ”Mengenai ritual ghoib penggandaan uang, kami tak bisa komentar banyak. Itu kepercayaan orang, ” ungkap Supriyadi. Supriyadi menjelaskan, menurut penuturan adik ipar korban uang Rp50 juta itu diduga sudah sampai ke tangan Yanto. ”Yang tahu soal penggandaan uang itu adik ipar korban. Karena korban pernah cerita bahwa dia ditawari Yanto menggandakan uang,” jelasnya. (*/linggau pos)

Sumber: