Pupuk Mahal, Petani Gunakan Air Semen dan Serbuk Arang

Pupuk Mahal, Petani Gunakan Air Semen dan Serbuk Arang

MURATARA-Sejumlah petani keluhkan mahalnya harga pupuk subsidi maupun non subsidi, untuk memenuhi kebutuhan pertanian. Akibat mahalnya harga bahan baku produk pertanian itu, petani di Muratara mulai cari alternatif lain untuk dijadikan pupuk pengganti tanaman. Imam salah satu petani cabai di Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara saat dibincangi Kamis (13/1) sekitar pukul 13.00 WIB menuturkan. Harga pupuk pertanian saat ini lebih mahal jika dibandingkan dengan semen bangunan. Jika pupuk subsidi urea Rp135 ribu/karung, pupuk NPK phiska Rp170 Ribu/karung, pupuk SP3 Rp150 Ribu/karung, pupuk SP36 Rp150 ribu/karung, pupuk Za Rp130 ribu dan pupuk petroganik Rp50 ribu/karung, mayoritas pupuk non subsidi berkisar Rp500-650 ribu/karung. "Harga pupuk pertanian sekarang lebih mahal dari pada semen bangunan, perbandingan 1 : 5. Kalau beli pupuk non Subsidi cuma dapat satu karung, uangnya sebanding dengan beli semen 5 sak," timpalnya. Untuk kebutuhan pupuk sendiri Imam mengaku dalam satu kali pemupukan diatas lahan satu hektar, bisa mencapai 2 kwintal atau 4 karung. "jaman sekarang petani Ngenes, pupuk pada mahal. Kalau tidak di pupuk tanaman bisa kering dan tidak berbuah kalau beli pupuk petani bisa tidak makan," timpalnya. Untuk mengatasi mahalnya harga pupuk Subsidi maupun non subsidi, Imam mengaku banyak petani memulai eksperimen. Seperti menggunakan pupuk air rendaman semen, serbuk arang bakar, hingga batu bara yang dicampur KHO (kalium hidroxsida,red). "Gara gara pupuk mahal saya sekarang pakai pupuk air semen ada juga yang pakai batu bara atau briket arang di tambah KHO ," bebernya. Dia berharap adanya bentuk perhatian dari pemerintah terhadap sektor pertanian khususnya di bahan baku pertanian. "Giliran harga panen petani tinggi, ramai pemerintah DPRD cari solusi, bagaimana caranya turunkan harga produk petani. Tapi giliran harga pupuk tinggi, semuanya diam tidak ada solusi," timpalnya. Sementara itu, PLT Kepala Dinas pertanian dan Perikanan Kabupaten Muratara, Ade Meiri, membenarkan saat ini ada kenaikan harga pupuk non subsidi di wilayah Muratara. Saat dikonfirmasi mengenai kouta pupuk subsidi dan adanya info mengenai pengurangan kouta pupuk subsidi ke tingkat daerah, pihaknya mengaku belum mengetahui secara pasti dan akan melakukan pengecekan terlebih dulu. "Nanti saya tanya ke Kepala Seksi Pupuk terlebih dulu ya. Soalnya saya tidak pegang data dan sekarang saya sedang berada di luar daerah," konfirmasinya singkat. Sebelumnya, Bupati Muratara H Devi Suhartoni pernah mengungkapkan akan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi, pemerintah pusat dan menagemen PT Pupuk pusri untuk mengatasi kelangkaan pupuk di wilayah Muratara. Pemerintah daerah berharap, adanya pabrik pupuk atau gudang pupuk berinvestasi dan dibangun di wilayah Kabupaten Muratara. Sehingga bisa menjamin distribusi pupuk ketingkat petani.(cj13)

Sumber: