Film Nussa Jadi Film Terlaris di Bioskop Tahun Ini

Film Nussa Jadi Film Terlaris di Bioskop Tahun Ini

JAKARTA - Tahun 2021 akan segera berakhir. Diantara film- film lokal yang diputar di bioskop, film Nussa menjadi film terlaris paling banyak ditonton tahun ini. Film animasi keluarga tersebut kini sudah ditonton sebanyak 414.394 sejak tayang dan sampai saat ini masih diputar di bioskop. Berada pada peringkat kedua, film Tarian Lengger Maut yang berhasil mengundang 222.062 orang untuk datang ke bioskop. Sementara itu, film Kuyang The Movie berada di urutan ketiga dengan perolehan penonton mencapai 126.108. Pada urutan keempat dipegang oleh film Paranoia sukses mendatangkan 72.033 penonton ke bioskop. Dan pada urutan kelima, film Losmen Bu Broto ditonton sebanyak 50.621. Angka-angka tersebut memang masih sangat mungkin berubah mengingat tahun 2021 akan tutup kalender masih cukup lama. Pandemi Covid-19 memang sangat berdampak bagi bioskop di tanah air. Diketahui bioskop sempat cukup lama mati suri dan kemudian bisa beroperasi kembali seiring mulai melandainya pandemi sejak beberapa bulan belakangan. Dibandingkan dengan data penonton sebelum pandemi, angka perolehan film-film lokal sangat jauh sekali. Ricky Manoppo selaku produser film Nussa senang filmnya mendapat penonton lebih dari 400 ribu penonton di bioskop. Dia juga senang karena belum lama ini, Ifa Fachir dan Simhala Avadana, pencipta official soundtrack Nussa berjudul ‘Kejutanku’, memenangi penghargaan di AMI Award kategori Pencipta Lagu Anak- Anak Terbaik. Sebelumnya, film Nussa juga meraih penghargaan kategori Animasi Panjang Terbaik dalam gelaran Festival Film Indonesia 2021. Ricky menyatakan, film Nussa memiliki pesan positif cocok sekali dinikmati oleh berbagai lapisan usia. Bahkan cerita filmnya disebutnya dapat menjadi bahan diskusi di ruang ruang keluarga masyarakat di tanah air. “Dengan mengusung tema besar gratitude dan selflessness, film Nussa menyajikan peristiwa yang begitu dekat dengan keseharian. Hal tersebut dapat kita jadikan sebagai ruang diskusi yang sehat dan terbuka dalam keluarga, dengan menerima perbedaan dan keragaman sebagai sesuatu yang dapat dibicarakan dua arah,” katanya dalam keterangan tertulis diterima JawaPos.com. (Abdul Rahman/jawapos.com)

Sumber: