Jalinsum Banjir Pedagang Durian Dadakan
MURATARA - Sejumlah sudut ibu kota Kabupaten Muratara mulai dibanjiri pedagang durian. Meski harga durian masih cukup tinggi, namun pedagang mengaku cukup banyak mendulang rezeki. Di sepanjang Jalinsum Muratara, pedagang durian lokal menjajakan dagangannya mengingat banyak perkebunan durian warga yang mulai berbuah. Yansah, pedagang durian di Jalinsum Muratara Jumat (19/11) menuturkan, harga durian saat ini masih tinggi, berkisar Rp25-50 ribu/buah. Kondisi itu akibat panen durian di tingkat petani masih belum merata. Meski harga cukup tinggi, namun peminat buah tahunan ini sangat banyak, sehingga pedagang mampu menghasilkan omset Rp500 ribu hingga Rp1 juta per hari. "Kita jualan di pinggir lintas dan banyak warga yang beli dari wilayah lokal maupu dari luar daerah yang sedang melintas," bebernya. Dia mengaku, kondisi musim buah duria ini akan berlangsung hingga balan Febuari 2022 nanti. Puncak musim penghujan diprediksi berlangsung Desember-Januari. "Buah durian saat ini lebih manis dari tahun sebelumnya. karena saat durian sedang bebuah, masih disertai cuaca panas yang cukup terik," katanya. Dia mengaku, selain warga yang membeli untuk konsumsi. Pedagang juga mengaku kebanjiran omset, mengingat banyak warga dari daerah lain yang datang memborong untuk dijual lagi ke daerah lainnya. "Sekarang banyak yang beli borongan, sekali angkut satu mobil diborong semua. Mereka mau jual kembali di daerah lainnya," timpalnya. Sementara itu, kepala Dinas Pertanian dan perikanan kabupaten Muratara, Suhardiman mengungkapkan, di wilayah Kabupaten Muratara memang masih banyak didapati perkebunan lokal. Diantaranya durian, duku, jeruk, kopi dan lainnya. Namun saat ini, banyak sejumlah tanaman lokal seperti duku yang mati mendadak akibat virus. "Kita harapkan warga tetap membudidayakan perkebunan lokal, mengingat itu bisa menjadi ciri khas dan sumber penghasilan tambahan warga," bebernya. Pihaknya mengaku, akan terus menggalakan perkebunan lokal seperti durian, duku, jeruk, jagung dan lainnya. Terlebih lagi terhadap daerah kritis seperti di sepanjang aliran sungai. "Durian itu salah satu tanaman berakar tunggal dan sangat bagus dikembangkan sebagai penahan resapan air sehingga tidak terjadi longsor," timpalnya. Bupati Muratara, H Devi Suhartoni juga mengungkapkan dalam setiap kesempatan agar masyarakat terus melestarikan perkebunan lokal seperti durian, duku dan lainnya. Sehingga hasil perkebunan itu bisa dimanfaatkan sebagai sumber ekonomi warga dan bisa menjadi sumber resapan. "Saya ajak masyarakat di Muratara untuk menanam buah-buahan, dan tetap melestarikan tanaman lokal," tutupnya.(cj13)
Sumber: