Gaji Wasit Rp10 Juta, Tamat Jika ‘Nakal’

Gaji Wasit Rp10 Juta, Tamat Jika ‘Nakal’

JAKARTA - Pertandingan Liga 1 sering menjadi perbincangan masyarakat bola. Baik di dunia nyata maupun dunia maya. Bahkan netizen kerap nyinyir usai menonton pertandingan sepak bola domestik karena banyaknya kesalahan yang dilakukan wasit atau pun asisten wasit dalam mengambil keputusan. Terakhir, beberapa kesalahan juga terekam saat pertandingan PSPS Riau melawan Sriwijaya FC. Obet Choiri yang dilanggar di kotak penalti dibiarkan wasit. Demikian juga hand ball pemain PSPS di kotak penalti juga luput dari hukuman. Kronisnya kesalahan wasit dalam mengambil keputusan di lapangan hingga sempat menarik perhatian program televisi swasta "Mata Najwa". membongkar seluk beluk perwasitan di Indonesia belum lama ini. Tak ingin menjadi bola salju, PSSI merespons situasi ini dengan mengumpulkan semua wasit dan asisten wasit di Solo rabu malam (17/11). Agendanya silaturahmi para pengadil lapangan dengan pengurus PSSI. Total wasit dan asisten wasit yang hadir 84 orang. Mereka korps baju hitam dari Liga 1. "Saya minta wasit, asisten wasit untuk menjaga integritas, kejujuran, ketegasan di dalam lapangan. Sebab baik buruknya pertandingan sangat tergantung pada wasit," tegas Ketum PSSI Mochammad Iriawan. Iriawan minta wasit harus jujur karena secara tingkat kesejahteraan mereka sudah lebih baik. Saat ini, gaji wasit tengah Rp 10 juta/pertandingan, asisten wasit Rp 7,5 juta/pertandingan, dan wasit cadangan Rp 5 juta/pertandingan. Adapun pengawas pertandingan Rp 5 juta/pertandingan. Untuk menjaga integritas kinerja wasit, dalam acara itu juga dilakukan penandatanganan pakta integritas agar semua wasit-wasit terbaik Indonesia tidak melakukan tindakan yang bisa mencoreng federasi dan tentu nama baik wasit sendiri. Dia juga memberikan peringatan kepada wasit. Bahwa dalam bertugas dilarang berbuat macam-macam dan berani menerima suap atau hadiah. "Kami pastikan bila ada wasit atau asisten wasit yang bermain seperti itu akan tamat kariernya di perwasitan Indonesia. Saya ingin sepak bola Indonesia yang bersih. Ini komitmen saya sejak mau mencalonkan menjadi Ketum PSSI. Makanya sekarang kami sudah melakukan MoU dengan Polri," ancam Iriawan. Dalam MoU itu, Polri juga sepakat untuk melanjutkan kinerja Satgas Anti Mafia Bola. "Satgas mafia bola itu masih ada. Bahkan satgas itu sering hadir dalam beberapa pertandingan, baik itu di Liga 1 maupun Liga 2. Tugas satgas anti mafia bola itu pencegahan. Tugasnya ini di kewilayahan. Tolong dipahami betul oleh seluruh Polda di Tanah Air dan SOP nya ditajamkan. Jangan sampai kemudian di wilayah tidak tahu soal satgas anti mafia bola ini," terang Asisten Kapolri Bidang Operasi (Asops) Irjen Imam Sugianto saat sosialisasi kerja sama antara PSSI dan Polri yang melibatkan seluruh Polda di Tanah Air dan Asprov PSSI.(kmd)

Sumber: