Ajakan Tarik Dana dari Bank Himbara Dinilai Tidak Beralasan, Pengamat Ingatkan Dampak Negatif

Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menilai ajakan untuk menarik dana dari bank-bank Himbara tidak memiliki alasan yang jelas.--
OKINEWS.CO - Ajakan untuk menarik dana dari bank-bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) baru-baru ini memicu perhatian publik. Namun, sejumlah pengamat menilai langkah ini tidak berdasar dan berpotensi merusak stabilitas sektor keuangan.
Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menilai ajakan untuk menarik dana dari bank-bank Himbara tidak memiliki alasan yang jelas dan bisa menyesatkan masyarakat.
Ia juga mengingatkan bahwa tindakan semacam ini justru berisiko menimbulkan ketidakstabilan dalam sistem keuangan yang akan berdampak buruk pada ekonomi secara keseluruhan.
“Ketika perekonomian terguncang, dampaknya akan dirasakan oleh kelompok masyarakat bawah. Hal ini harus disadari dengan baik,” ujar Piter.
BACA JUGA:BRI Catat Laba Rp60,64 Triliun di 2024, Bukti Nyata Konsisten Melayani UMKM
BACA JUGA:Perluas Inklusi Keuangan di Kawasan Asia Tenggara, BRI Luncurkan BRImo di Timor Leste
Piter menekankan bahwa bank-bank Himbara memiliki fundamental yang kuat, sehingga tidak ada alasan untuk khawatir tentang keberadaan Danantara.
Dengan adanya jaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), masyarakat seharusnya merasa aman dan tidak mudah terpengaruh oleh ajakan yang tidak bertanggung jawab tersebut.
“Saya pribadi mengimbau masyarakat untuk tidak mengikuti ajakan menarik dana tersebut. Bank-bank Himbara memiliki kinerja yang baik, dan keberadaan Danantara justru dimaksudkan untuk lebih memaksimalkan kinerja bank-bank Himbara,” tegas Piter.
Bank-bank Himbara, yaitu Bank Mandiri, BRI, dan BNI, tetap beroperasi sebagai bank komersial dengan pengawasan ketat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), serta LPS. Selain itu, mereka juga berada di bawah pengawasan Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan.
BACA JUGA:BRI Gandeng Kuy Media Group, Sukses Gelar BRI Mini Soccer Media Clash untuk Sambut HUT ke-129
Pengamat Perbankan Paul Sutaryono juga menekankan pentingnya peran pemerintah dan otoritas keuangan dalam memberikan edukasi yang lebih intensif agar masyarakat memahami bahwa tidak ada perubahan signifikan pada operasional bank-bank Himbara.
“Penting bagi pemerintah, terutama Kementerian BUMN sebagai pengawas Danantara dan OJK sebagai regulator sektor jasa keuangan, untuk memberikan sosialisasi yang lebih gencar kepada publik,” kata Paul.
Menurut Paul, bank adalah bisnis yang sangat bergantung pada kepercayaan. Oleh karena itu, menjaga kepercayaan publik harus menjadi prioritas utama untuk menghindari kepanikan yang bisa mengganggu sistem keuangan.
Paul juga menyoroti bahwa bank-bank Himbara memiliki jaringan digital yang luas, yang seharusnya dimanfaatkan untuk memperkuat komunikasi dengan nasabah dan memastikan mereka tidak terpengaruh oleh informasi yang salah. Terlebih lagi, simpanan nasabah di bank tetap dijamin oleh LPS, sehingga tidak perlu ada kekhawatiran mengenai keamanannya.
“Penyimpanan dana di bank dijamin oleh LPS. Singkatnya, simpanan di bank itu aman. Saya rasa masyarakat tidak terpengaruh ajakan tersebut,” ujarnya.
BACA JUGA:BRI Raih Gelar The Most Trusted Company 2024 Berkat Keunggulan Tata Kelola
BACA JUGA:Renovasi Rumah Tanpa Ribet? Kredit BRI Jadi Solusi Cepat dan Mudah
Kinerja Himbara yang Positif
Bank-bank Himbara, yaitu BRI, Mandiri, BNI, dan BTN, telah mengumumkan kinerja keuangan mereka untuk tahun 2024, dan hasilnya menunjukkan performa yang sangat solid. Pencapaian ini tercermin dari laba yang berhasil dicatatkan, pertumbuhan kredit yang sehat, serta peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK).
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian tahun 2024, bank-bank Himbara berhasil mencatatkan laba yang positif. Di antaranya, BRI mencatatkan laba sebesar Rp 60,64 triliun, Mandiri Rp 55,78 triliun, BNI Rp 21,5 triliun, dan BTN Rp 3 triliun.
Ketua Umum HIMBARA yang juga Direktur Utama BRI, Sunarso, menyebutkan bahwa dari sisi kredit, bank-bank Himbara berhasil mencatatkan pertumbuhan positif di berbagai segmen. BRI, misalnya, menyalurkan kredit sebesar Rp 1.354,64 triliun, tumbuh 6,97 persen YoY, dengan 81,97 persen disalurkan kepada segmen UMKM.
Bank Mandiri mencatatkan total penyaluran kredit konsolidasi sebesar Rp 1.670,55 triliun, meningkat 19,5 persen YoY, dengan segmen wholesale sebagai motor utama pertumbuhannya. BNI mencatatkan pertumbuhan kredit 11,6 persen YoY menjadi Rp 775,87 triliun, seiring dengan pemulihan ekonomi nasional dan ekspansi kredit yang hati-hati. Sementara BTN membukukan pertumbuhan kredit 7,3 persen YoY, dari Rp 333,69 triliun menjadi Rp 357,97 triliun, dengan mayoritas kredit berasal dari segmen KPR, baik subsidi maupun nonsubsidi.
BACA JUGA:BRI Flash Pilihan Tepat untuk Pembiayaan Cepat dan Tenor Fleksibel
BACA JUGA:Keberadaan AgenBRILink di Wilayah Transmigrasi Merauke Dorong Kemajuan Ekonomi Lokal
Peningkatan kredit ini didukung oleh likuiditas yang memadai, dengan pertumbuhan DPK yang positif di seluruh bank Himbara. BRI berhasil menghimpun simpanan sebesar Rp 1.365,45 triliun, dengan CASA mencapai 67,30 persen atau Rp 918,98 triliun. Mandiri mencatatkan simpanan sebesar Rp 1.699 triliun, tumbuh 7,73 persen YoY, dengan CASA mendominasi 80,3 persen dari total DPK.
BNI juga terus memperkuat basis pendanaannya, terutama dari segmen tabungan ritel, yang tercatat tumbuh 11 persen tahunan, dari Rp 232 triliun pada 2023 menjadi Rp 258 triliun pada 2024. BTN mencatatkan pertumbuhan DPK 9,1 persen YoY, dari Rp 349,93 triliun menjadi Rp 381,67 triliun, dengan rasio CASA sebesar 54,1 persen.
“Kinerja solid dari bank-bank Himbara ini membuktikan bahwa sinergi dan tata kelola yang baik telah menjadi modal utama bagi HIMBARA dalam menghadapi tantangan industri yang dinamis. Selain itu, fundamental bisnis yang kuat dari bank-bank ini juga mampu menjaga stabilitas industri perbankan yang berdampak positif bagi perekonomian nasional,” tutup Sunarso.
Sumber: