Buron Setelah Bunuh Istri, Suami Atlet Pelari Kenya Agnes Tirop Dibekuk Polisi

Buron Setelah Bunuh Istri, Suami Atlet Pelari Kenya Agnes Tirop Dibekuk Polisi

KENYA - Insiden nahas yang dialami oleh atlet lari jarak jauh asal Kenya, Agnes Tirop menjadi luka mendalam bukan hanya bagi keluarga, namun juga bangsa. Sehari setelah pembunuhan Tirop, polisi Kenya mengatakan telah menangkap suami atlet perempuan 25 tahun itu, Ibrahim Rotich. Rotich ditangkap di kota pesisir Mombasa, beberapa jam setelah memohon pada polisi untuk menyerah. "Tersangka telah ditangkap malam hari ini dan ditahan di kantor polisi Changamwe di Wilayah Pantai," kata komandan polisi sub kabupaten Keiyo Utara, Tom Makori, kepada Reuters. Direktorat Investigasi Kriminal mengatakan Rotich ditangkap setelah menabrakkan mobilnya ke truk. Saat itu dia mencoba melarikan diri dari Kenya. "Tersangka saat ini sedang diperiksa oleh detektif di kantor polisi Changamwe, untuk rincian lebih lanjut tentang pembunuhan itu," tambah direktorat. Pada Rabu (13/10), Tirop ditemukan meninggal dunia setelah ditikam di leher ketika berada di rumahnya di Iten, Elgeyo Marakwet County. Peraih dua kali medali perunggu Kejuaraan Dunia itu merupakan pemecah rekor dunia 10.000 meter khusus putri di Jerman pada bulan lalu. Ia melewati batas dalam waktu 30:01, sehingga selisih 28 detik dari rekor sebelumnya yang dipegang oleh Asmae Leghzaoui dari Maroko pada 2002. Selama Olimpiade di Tokyo dua bulan lalu, dia maju ke final lomba 5.000 meter putri, dan menempati posisi keempat. Kematian tragis yang dialami Tirop menjadi luka bagi bangsa. Presiden Kenya Uhuru Kenyatta langsung mengeluarkan pernyataan belasungkawa, serta menginstruksikan polisi untuk mempercepat pencarian dan penangkapan pelaku. “Sangat meresahkan, sangat disayangkan dan sangat menyedihkan bahwa kami kehilangan seorang atlet muda dan menjanjikan yang, pada usia muda 25 tahun, dia telah membawa negara kita begitu banyak kejayaan melalui prestasinya di panggung atletik global termasuk di tahun ini, Olimpiade Tokyo 2020, di mana dia menjadi bagian dari tim Kenya di Jepang,” puji Kenyatta. “Lebih menyakitkan lagi bahwa Agnes, seorang pahlawan Kenya dengan segala cara, dengan menyakitkan kehilangan masa mudanya melalui tindakan kriminal yang dilakukan oleh orang-orang yang egois dan pengecut,” tambahnya. (SARAH MEILIANA GUNAWAN/rmol.id)

Sumber: