Anjing yang Gigit Lima Warga di Busungbiu Dikejar dan Dibunuh

Anjing yang Gigit Lima Warga di Busungbiu Dikejar dan Dibunuh

SINGARAJA – Anjing liar yang menggigit lima warga di Desa Busungbiu, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng, Bali, Selasa (31/5/2022) sekitar Pukul 07.00 Wita akhirnya dikejar dan dibunuh sejumlah warga. Kemudian, sampel otak anjing itu diambil untuk diperiksa di laboratorium. Diketahui, anjing berwarna krem tiba-tiba mengamuk dan menggigit lima warga yang sedang berjalan di tepi jalan raya. Masing-masing korban tergigit anjing adalah Wayan Guat, Made Sinteg, Luh Indrawati, Ketut Kulini, dan Luh Merta. Sebagian besar warga tersebut mengalami luka robek pada bagian tangan dan kaki akibat gigitan anjing yang tak diketahui pemiliknya itu. Paling parah adalah Luh Merta yang sempat dilarikan ke RSUD Tangguwisia, kemudian dibawa ke RS Sanglah. Luh Merta mengalami luka parah pada telinga, mulut, dan pelipis. Perbekel Busungbiu, Nyoman Suartama menjelaskan, peristiwa itu membuat warganya gelisah. Apalagi, sebulan lalu juga ada anjing yang menggigit lima warga. Setelah dilakukan pengujian sampel di laboratorium, dipastikan anjing tersebut positif rabies. Saat itu, semua warga yang tergigit anjing disuntik VAR (vaksin anti-rabies). Suartama melanjutkan, anjing yang menggigit lima warga pada Selasa (31/5) akhirnya dikejar dan dibunuh oleh sejumlah warga. Insiden itu langsung dilaporkan pada Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) di Kecamatan Busungbiu. Anjing itu juga diambi sampel otaknya untuk diuji di laboratoium. Lantaran peristiwa serupa terus berulang, pihaknya mengusulkan eleminasi terhadap anjing liar. Usulan itu akan disampaikan dalam forum paruman desa pada Rabu (1/6) hari ini. Usul itu disampaikan pada seluruh masyarakat dan komponen adat. Hal itu terpaksa dilakukan, karena Perdes Rabies yang disahkan pada 2018 lalu, belum mampu menyelesaikan masalah penyebaran rabies. “Setelah sekian kali kejadian, kami tanya ke warga tidak ada yang mau mengakui anjing itu. Karena memang sanksi di perdes itu cukup berat. Sekarang kami usulkan agar dilakukan eliminasi, khusus untuk anjing liar. Nanti anjing yang dipelihara, biar dipasang kalung lalu diikat atau dikandangkan. Biar tidak terulang lagi. Kalau adat menyetujui, kami dari desa dinas akan menyurati Dinas Pertanian,” ujarnya. Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Buleleng dr. Sucipto mengatakan, dinkes berusaha memastikan stok vaksin anti-rabies dalam kondisi aman. Menurutnya Dinkes Buleleng telah menyiapkan anggaran untuk pembelian 6.000 vial vaksin. Vaksin itu akan dikirim dalam dua tahap. Khusus 3.000 vial yang dikirim pada awal tahun lalu, ternyata sudah habis. Karena kasus gigitan melonjak tajam dalam 2 bulan terakhir. “Hari ini, kami dapat seribu vial dari Dinkes Provinsi. Kami juga sudah minta ke penyedia, agar 3.000 vial selanjutnya segera dikirim. Karena kondisinya mendesak,” kata Sucipto. Dia pun mengimbau agar masyarakat lebih bertanggungjawab dalam memelihara hewan penyebar rabies. Utamanya anjing. Hewan tersebut harus diikat atau dikandangkan. Apabila mengalami gigitan, warga diminta mencuci luka dengan air mengalir dan sabun, serta diberi antiseptik. Setiap kasus gigitan juga harus dilaporkan ke rabies centre agar cepat mendapat penanganan. (eps/radar bali)

Sumber: