Bantah Peristiwa Bucha, Putin Ingatkan Pembantaian di Suriah dan Afghanistan, Siapa yang Mengecam?
RUSIA - Tudingan bahwa pasukan Rusia melakukan pembunuhan warga sipil di pinggiran kota Kiev, Bucha, dengan tegas dibantah Presiden Vladimir Putin, sambil menyentil operasi militer Barat di negara-negara Timur Tengah. Pernyataan tersebut disampaikan Putin selama konferensi pers bersama Presiden Belarusia Aleksander Lukashenko pada Selasa (12/4) waktu Moskow. “Saya sudah sering berbicara dengan rekan-rekan dari negara-negara Barat, sampai sekarang. Dan ketika mereka mengatakan 'Bucha' kepada saya, saya bertanya kepada mereka: 'Apakah Anda pernah ke Raqqa? Pernahkah Anda melihat bagaimana kota Suriah ini benar-benar diratakan oleh penerbangan Amerika?’ Mayat-mayat tergeletak di sana dan menjadi puing-puing selama berbulan-bulan. Dan tidak ada yang peduli tentang itu,” kata Putin. Begitu juga dengan pembunuhan massal warga sipil oleh Barat di Afghanistan, tak ada satu negara pun yang menggugat hal itu, walaupun ada bukti-bukti nyata siapa yang harus bertanggung jawab. “Mereka melakukan provokasi di Suriah, ketika mereka membayangkan penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Assad. Kemudian ternyata itu palsu, sama palsunya seperti yang sama ada di Bucha," lanjutnya. Presiden Rusia juga menambahkan bahwa dinas intelijen negara itu telah menerima materi yang membuktikan bahwa pembunuhan massal Bucha, yang sebagian besar dicap sebagai 'pembantaian', adalah 'pertunjukkan yang telah diatur'. Namun, Putin tidak merinci materi yang dia sebutkan. Bucha menjadi berita utama pada awal April tak lama setelah militer Rusia mundur dari pinggiran Kiev dan pasukan Ukraina bergerak masuk dan sejumlah warga sipil yang tewas ditemukan di kota itu. Pihak berwenang Kiev segera menyalahkan militer Rusia atas pembantaian yang diklaim, sementara politisi top barat dengan cepat berpihak pada Ukraina dan memperkuat sikapnya atas insiden tersebut. (rmol.id)
Sumber: