Tembok Lima Meter Ambrol, Lapak PKL Ikut Jatuh

Tembok Lima Meter Ambrol, Lapak PKL Ikut Jatuh

TIRIS – Hujan yang turun Minggu (27/3) lalu di sejumlah wilayah Probolinggo tak hanya membuat longsor dapur rumah warga di Desa Kertonegoro, Pakuniran. Di wilayah Tiris, di Dusun Lawangkedaton, Desa Andungbiru, sebuah Tembok Penahan Tanah (TPT), mengalami ambrol. Tidak ada korban dalam peristiwa ini, namun kondisi longsor membuat warga sekitar khawatir longsor susulan. Informasi yang diperoleh Jawa Pos Radar Bromo, tembok tersebut ambrol Minggu (27/3) sore. Sebelumnya hujan mengguyur wilayah sejak Minggu pukul 12.30 siang. Intensitas hujan sedang dan deras tidak kunjung reda. Tiba-tiba sekitar pukul 14.20 sebuah TPT setinggi 5 meter ambrol. Tembok ambrol karena tidak mampu menahan material tanah basah yang diperkuat dengan TPT tersebut. “Ambol saat ada acara imtihan, dua orang pedagang kaki lima yang berjualan di sisi atas TPT terjatuh berserta barang dagangannya,” ujar Sekretaris Desa Andungbiru, Asrawi Senin (28/3). Asrawi menjelaskan jika di atas TPT tersebut merupakan permukiman warga yang dihuni oleh 7 kepala keluarga. Kondisi seperti ini membuat warga menjadi khawatir akan terjadi longsor susulan. Sebab sisi bidang tanah yang dibangun TPT sudah tidak kuat. Tidak hanya ambrol, beberapa titik terdapat retakan yang sewaktu-waktu dapat ambrol saat kondisi tanah basah. Saat hujan titik tersebut juga mudah tergerus oleh air. “Memang tidak ada korban namun warga jadi waswas. TPT berada pada sisi jalan yang ramai dilintasi oleh penduduk. Terdapat rongga pada TPT, sehingga warga berhati-hati saat melintas,” ujarnya. Di sisi lain, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, Sugeng Suprisayoga mengatakan, pihaknya sudah mengetahui kejadian itu. Proses assessment telah dilakukan. BPBD juga melakukan mitigasi risiko longsor susulan. “Sudah kami tangani. Terpal sudah kami pasang agar tidak terjadi longsor susulan. Sebab titik yang tidak ada TPT-nya sangat berisiko saat hujan. Setidaknya bisa meminimalisir resiko bencana sampai adanya pembangunan lagi,” bebernya. (ar/fun/radar bromo)

Sumber: