Mesin Mobil Tempat Pria dan Wanita Itu Meninggal Bocor di Dua Titik
MATARAM - Kasus meninggalnya pria berinisial LH dan teman wanitanya berinisial Ka, di dalam mobil masih diselidiki polisi. Penyelidikan melibatkan mekanik berlisensi untuk mengecek kondisi mobil jenis Toyota Kijang, tempat kedua korban ditemukan. Kasatreskrim Polresta Mataram Kompol Kadek Adi Budi Astawa mengatakan, terdapat dua titik kebocoran pada mesin mobil bernomor polisi DK 1354 YI tersebut. Kebocoran itu mengeluarkan gas emisi. ”Lalu masuk ke dalam mobil yang jendelanya tertutup rapat,” jelas Kadek Adi. Diketahui, LH dan Ka ditemukan meninggal di dalam mobil dalam kondisi mesin masih menyala di Jalan Dakota, Rembiga, Senin (21/3). Dua orang yang berada di dalam mobil diduga menghirup gas beracun dari kebocoran itu. Itu selaras dengan hasil temuan polisi, dimana korban meninggal dengan mulut berbusa. ”Kuat dugaan kita kalau korban meninggal karena keracunan gas karbon monoksida yang dihasilkan dari pembakaran mesin tanpa dijalankan,” kata Kadek Adi. Menurutnya untuk memastikan penyebab adanya keracunan tersebut, perlu dilakukan otopsi. Pihaknya akan berkoordinasi dengan dokter forensik dari Rumah Sakit Universitas Mataram (Unram). ”Khusus untuk otopsi menunggu persetujuan dari pihak keluarga,” katanya. Sementara, informasi yang diterima penyidik, pihak keluarga enggan melakukan proses otopsi. Namun tidak menutup kemungkinan pihak keluarga berubah pikiran. ”Makanya kita melakukan opsi pendalaman dengan cara melibatkan mekanik untuk mengecek kondisi kendaraan. Guna memastikan korban meninggal dikarenakan menghirup gas beracun yang muncul dari emisi mobil tersebut,” jelasnya. Kadek Adi belum menyimpulkan adanya dugaan tindak pidana dalam kasus tersebut. Berdasarkan hasil olah TKP, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. ”Belum mengarah adanya tindak pidana,” ujarnya. Dugaan sementara, korban meninggal karena faktor kelalaian. Keterangan saksi, korban LH sempat dilihat muntah-muntah setelah keluar dari mobil pada Minggu (20/3) sore. ”Kalau muntah-muntah itu kan memberikan sebuah tanda atau reaksi bahwa badan ini ada zat racun yang masuk ke dalam tubuh. Begitu juga keterangan sementara dari pihak dokter,” jelas Kadek Adi. Mekanik Khairi Fadli mengatakan, pihaknya sudah mengecek kondisi mesin mobil korban. Terdapat dua kebocoran pada mesin. ”Saat mobil dinyalakan walaupun tidak dalam keadaan jalan, olinya tetap ikut terbakar,” jelas Khairi usai mengecek kondisi mobil korban. Pembakaran oli itulah yang menghasilkan gas karbon monoksida. Gas tersebut akan mencari celah untuk keluar. ”Apabila kap mesin mobil dalam keadaan tertutup, maka gas itu akan keluar mencari celah lain. Salah satunya masuk melalui kabin dan masuk ke dalam badan mobil,” terangnya. Dari temuan itu, diduga korban keracunan gas emisi yang dihasilkan dari pembakaran mesin. ”Dugaan saya, bisa jadi keracunan gas,” katanya. (arl/r1/lombok post)
Sumber: