Polisi Selidiki Pencurian Benda Pusaka di Museum La Pawowi Bone
BONE - Kepolisian Resor (Polres) Bone, Sulawesi Selatan, menyelidiki pencurian benda pusaka bersejarah Kerajaan Bone di Museum La Pawowi, Jalan MH Thamrin Kecamatan Tanete Riantang, Kabupaten Bone. ”Benar, kami sudah terima laporannya. Saat ini masih dalam penyelidikan,” ujar Kapolres Bone AKBP Ardiansyah seperti dilansir dari Antara. Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasatreskrim) Polres Bone AKP Benny Pornika yang dikonfirmasi terpisah menyatakan, tim telah melaksanakan olah TKP guna memastikan kasus pencurian benda bersejarah itu dicuri atau tidak. Termasuk mengumpulkan saksi-saksi. ”Ini masih dalam proses analisis dan penyelidikan tim,” ujar Benny. Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Sulsel Kombespol Komang Suartana mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Tim Polres Bone atas dugaan pencurian benda bersejarah di museum setempat. ”Saya sudah telepon kapolres, itu masih dicek anggota Reskrim Polres Bone, apakah benar ada kasus pencurian. Selanjutnya, kalau memang ada laporan akan segera dilakukan penyelidikan,” tambah Komang. Sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan Pemkab Bone, Andi Ansar Amal menyebutkan, barang-barang yang hilang itu mencapai 95 persen. Kejadian diperkirakan pada Sabtu (15/1) malam. Sebab, staf museum saat itu masih berkantor pada Sabtu (15/1) dan pulang pukul 15.30 wita. Dia memperkirakan, kejadian pencurian tersebut pada malam hari. Banyak barang pusaka yang hilang tidak ternilai harganya dibawa kabur pencuri. Dugaan sementara pelakunya orang yang pernah tinggal di belakang museum setempat setelah diminta pindah. ”Di sana tidak ada satpam. Dulu memang ada orang tinggal di belakang. Kami panggil yang bersangkutan agar mengosongkan lokasi karena penertiban aset. Tapi, itu satu minggu lalu sebelum kejadian, mereka tinggalkan (museum),” beber Andi Ansar. Museum La Pawawoi memiliki koleksi kurang lebih 331 benda pusaka, seperti peralatan dapur, pakaian adat, koin, dan senjata, termasuk koleksi keramik yang sebagian besar dari peralatan makan para Raja Bone. Di museum itu ada stempel Kerajaan Bone dan miniatur perahu pinisi, termasuk silsilah Kerajaan Bone dari awal hingga akhir. Museum La Pawawoi diambil dari nama Raja Bone Ke-31 yang telah mendapat pengakuan sebagai pahlawan nasional yakni La Pawawoi Karaeng Sigeri. Museum itu dulu merupakan bekas Istana Andi Mappanyukki Raja Bone Ke-32 yang didirikan pada 5 Januari 1971 oleh Bupati Bone Suaib. (antara) Museum La Pawawoi. (Arsip Kemdikbud.go.id/Antara)
Sumber: