5. Dibuat tanpa Paku
Menariknya proses pembuatan kapal pinisi ini dilakukan tanpa menggunakan paku atau perekat seperti lem dalam menggabungkan kayu-kayunya.
Dalam proses penggabungannya, ternyata kayu tersebut menggunakan pasak kayu, sehingga bagian-bagian lain dapat menyatu sempurna.
Selain itu, hal unik lainnya proses pembuatan kapal ini dimulai dari badan kapal terlebih dahulu.
BACA JUGA:Kenapa Masa SMA Disebut Sebagai Masa yang Paling Indah? 10 Momen Berkesan Ini Bisa Jadi Alasannya
Lain halnya dengan pembuatan kapal pada umumnya yang mendahulukan kerangka kapal terlebih dahulu.
6. Warisan Budaya Dunia
Pada 7 Desember 2017 kapal pinisi resmi ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Penetapan ini merupakansebagai bentuk pengakuan dunia Internasional terhadap pengetahuan akan teknik perkapalan tradisional yang diturunkan dari generasi ke generasi yang masih berkembang hingga saat ini.
BACA JUGA:Mengenal Lebih Dekat PCOS, Penyakit yang Menghambat dalam Merencanakan Kehamilan
Selain itu pembuatan juga mengandung nilai-nilai yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari, seperti kerja tim, kerja keras, dan penghargaan terhadap alam dan lingkungan.
Atas nilai-nilai itulah, seni pembuatan kapal pinisi dianggap sangat layak dikukuhkan sebagai warisan budaya dunia UNESCO.
7. Ikon Pariwisata Indonesia
Fakta menarik mengenai kapal khas Indonesia ini tidak hanya digunakan untuk alat transportasi saja. Tetapi juga ditetapkan sebagai ikon bagian dari pariwisata Indonesia.
BACA JUGA:Bocoran 2024! Vespa Siapkan Primavera dan Sprint Versi Listrik, Teknologi Makin Canggih
Bahkan, beberapa operator wisata mancanegara menawarkan perjalanan wisata dengan mengggunakan kapal pinisi dengan rute yang dilewati seperti Bali, Labuan Bajo, dan Kepulauan Seribu.