JAKARTA - Polri memberikan perhatian khusus terhadap kasus penembakan yang menewaskan Brigadi J atau Brigadi Yosua. Tim khusus (timsus) telah dibentuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Timsus ini telah mempelajari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) insiden baku tembak sesama polisi, yakni Brigadir Polisi Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J dengan Bharada E. Baku tembak terjadi di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7). Hal tersebut diungkap Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto yang juga ketua tim khusus yang dibentuk Jenderal Listyo guna mengusut kasus baku tembak polisi itu. "Kami sudah melakukan langkah-langkah yang pertama tentu melaksanakan pendalaman terhadap olah TKP," kata Komjen Agung di Mabes Polri, Rabu (13/7). Jenderal bintang tiga itu mengatakan pihaknya juga telah mempelajari hasil autopsi jenazah Brigadir J. "Kemudian juga pendalaman terhadap saksi-saksi. Juga menambah pemeriksaan saksi-saksi yang dimungkinkan akan dilakutkan pemeriksaan untuk melengkapi dalam koridor hukum seperti Bapak Kapolri sampaikan," ujar Komjen Agung Budi Maryoto. Lulusan Akpol 1987 mengatakan dalam penanganan kasus tersebut tim khusus lebih mengedepankan pada metode scientific crime investigation. Scientific Crime Investigation (SCI) atau teknik investigasi kejahatan secara ilmiah merupakan rangkaian proses penyelidikan atau penyidikan terhadap kasus kejahatan dengan cara mencari dan menemukan fakta-fakta suatu peristiwa tindak pidana. Rangkaian proses mencari fakta-fakta dalam metode SCI antara lain dengan melalui wawancara saksi, interogasi tersangka, pengumpulan dan penyimpanan bukti, dan metode-metode penyelidikan ilmiah lainnya. Mengutip penjelasan Direktur Eksekutif Lembaga Pengembangan Profesi dan Teknologi Kepolisian (LP2TK) Dede Farhan Aulawi bahwa berbagai teknik investigasi ilmiah yang di lakukan saat mencari untuk menemukan fakta dikenal sebagai ilmu forensik. "Kami lebih menekankan kepada scientific crime investigation, sehingga hasilnya objektif dan bisa terbuka bagi masyarakat," ujar jenderal kelahiran Cilacap, 19 Februari 1965 itu. Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto mengapresiasi langkah Jenderal Listyo membentuk tim gabungan dengan melibatkan unsur eksternal, yakni Kompolnas dan Komnas HAM. "Langkah ini tentu suatu wujud nyata bentuk transparansi. Langkah ini diharapkan bisa memastikan bhwa proses penyidikan yang dilaksanakan sesuai dengan aturan, objektif, dan semua analisis kesimpulan itu berdasarkan fakta lapangan yang sudah teruji," ujar Benny. (cr3/jpnn)
Pelajari Autopsi Brigadir J, Timsus Bentukan Kapolri Temukan Hasil Mencengangkan
Senin 20-11-2023,16:23 WIB
Editor : Admin 07
Kategori :