Soal IDI Pecat Dr Terawan, Menko PMK: Saya Nilai itu Berlebihan

Senin 20-11-2023,16:23 WIB
Reporter : Admin 07
Editor : Admin 07

MUSI RAWAS - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Prof Muhadjir Effendy menanggapi soal dipecatnya dr Terawan Agus Putranto dari organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Menurutnya, pemecatan mantan Menteri Kesehatan RI, oleh IDI, atas rekomendasi dari Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI) itu berlebihan. "Ya kalau saya nilai itu berlebihan," kata Prof Muhadjir Effendi, kepada wartawan, usai peletakan batu pertama pembangunan kampus Institut Teknologi Muhammadiyah Sumatera (ITMS), di Desa D Tegalrejo, Kabupaten Musi Rawas, Sumsel, Kamis (31/3). Meski begitu, Menko PMK mengatkan dirinya sudah ada pembicaraan baik dengan Menkes maupun dengan IDI. "Jadi Menkes akan mempertemukan antara Pak Terawan dengan pihak IDI," ujarnya. Dari hasil pertemuan dengan IDI, Muhadjir mengatakan, bahwa pada prinsipnya IDI sangat terbuka. Terutama Ketua PB IDI yang baru, dr Adib Khumaidi, siap bertemu saling terbuka. Mencari jalan yang paling bijak. "Memang harus begitu. Sehingga tidak mengurangi maksud tujuan dari penegakan disiplin profesi kedokteran, yang diinisiasi oleh IDI. Namun tidak pula membatasi keleluasaan anggota IDI, termasuk dr Terawan untuk melakukan inovasi, dan melakukan terobosoan-terobosan," tuturnya. Dalam persoalan dr Terawab ini, menurut Muhadjir tujuan keduanya, IDI maupun dr Terawan sama-sama baik. "Tujuan pak Terawan ingin melakukan terobosan dan inovasi di sektor pembanguann kesehatan nasional kita dan itu sangat dibtuhkan. Sementara IDI sebagai lembaga organisasi profesi tentu saja dia ingin menegakkan kedisiplinan profesionalitas dokter Indonesia," ujarnya. Hanya saja, menurutnya, tingkat pertemuan keduanya yang kuramg intens, sehingga menjadi masalah yang berkepanjangan.  Bahkan sebetulnya persoalan IDI dan dokter Terawan sudah sejak lama. 2018 lalu dr Terawan sempat ingin dipecat dari IDI. "Oleh karena itu, harus ada titik temu, antara kedisiplinan profesi dengan keinginan anggotanya untuk melakukan terobosan dan inovasi," katanya.  Menurutnya itu penting. Karena ilmu kedokteran Indonesia jangan mandek. "Jika tidak ada yang berani melakukan terobosan dan inovasi kita khawatir akan semakin tertinggal," pungkasnya. (cj17)

Tags :
Kategori :

Terkait