MURATARA - Penyakit gugur daun terhadap komoditas karet masih menghantui petani karet di Kabupaten Muratara. Kondisi itu mengakibatkan trek (penyusutan produksi, red) terhadap komoditas unggulan ini membuat petani merugi. Pariono (45), warga Kelurahan Nibung, Kecamatan Nibung Kabupaten Muratara mengatakan, harga komoditas karet di wilayah Nibung saat ini berkisar Rp10 ribu/Kg lebih. Namun penyakit gugur daun masih mengintai perkebunan warga. "Banyak pohon karet yang kena penyakit gugur daun, jadi karet banyak mati. Jika dalam satu hari bisa menyadap 10 kg karet, sekarang banyak yang mengeluh karena karet menyusut cuma bisa tembus 5 kg/hari," katanya. Untuk mengatasi masalah ini, petani di wilayah kecamatan Nibung, hanya mampu mengandalkan pemberian pupuk urea dan air garam untuk mengantisipasi penyakit gugur daun terhadap tanaman karet mereka. Meski sudah diantisipasi, petani mengaku masih kewalahan karena penyakit terhadap tanaman karet ini sangat cepat menular. "Sekarang banyak petani karet nyerah, mau ngakali supaya tidak kena penyakit gugur daun. Sekali kena penyakit itu langsung menular dan pohon karet mati mendadak, daunnya meranggas," timpalnya. Sebelumnya, kepala Dinas Pertanian dan perikanan Kabupaten Muratara, Suhardiman mengaku, pihaknya sudah melakukan kajian dan penelitian melibatkan kembaga khusus mengenai penyakit gugur daun terhadap tamanan karet. Menurutnya, kondisi itu diakibatkan serangan virus terhadap tanaman karet. "Dari hasil penelitian itu akibat virus dan belum ada solusinya. Kita hanya memberikan saran terhadap petani, agar mereka merawat dan menjaga tanaman karet mereka dengan pemberian pupuk," bebernya. Menurunya, virus gugur daun terhadap tanaman karet ini cukup sulit diobati namun penularannya sangat cepat. "Ini hampir terjadi di seluruh wilayah Sumsel, kita minta petani karet tetap optimis semua kendala pasti ada solusinya," ujarnya singkat. (cj13)
Petani Muratara Resah, Gugur Daun Serang Komoditas Karet
Senin 20-11-2023,16:23 WIB
Editor : Admin 07
Kategori :