Legenda Keabadian Cinta: Begini Sejarah Cap Go Meh di Pulau Kemaro Palembang

Sabtu 10-02-2024,18:21 WIB
Reporter : Rani Angraini
Editor : Rani Angraini

Legenda Keabadian Cinta: Begini Sejarah Cap Go Meh di Pulau Kemaro Palembang 

OKINEWS.CO – Cap Go Meh merupakan acara tahunan rutin Pulau Kemaro yang merupakan rangkaian pelaksanaan perayaan tahun baru Imlek di Palembang. 

Setiap tahun baru Imlek, Pulau Kemaro selalu mengadakan acara Cap Go Meh yang sudah menjadi tradisi turun-temurun etnis Tionghoa, dipusatkan di Klenteng Hok Tjing Rio yang berada di Pulau Kemaro. 

Cap Go Meh di Pulau Kemaro Palembang merupakan puncak perayaan Imlek yang dilakukan oleh masyarakat Tionghoa di Palembang. 

Perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro meliputi kegiatan ibadah dan penerbangan lampion.

BACA JUGA:Inilah 5 Destinasi Kuliner dengan Menu Es Durian Paling Enak di Palembang

Masyarakat setempat percaya jika kegiatan tersebut dilakukan sebagai persembahan untuk sang legenda Pulau Kemaro, yakni Siti Fatimah. 

Pulau Kemaro erat kaitannya dengan cerita legenda keabadian cinta antara Pangeran Tan Bun An dan Putri Siti Fatimah. 

Lantas, bagaimana sejarah Cap Go Meh di Pulau Kemaro Palembang? Simak selengkapnya di sini!

Sejarah Cap Go Meh di Pulau Kemaro 

BACA JUGA:Cek Tempat Wisata Terhits di Palembang, Cocok untuk Liburan Akhir Tahun!

Diketahui perayaan Cap Go Meh sudah ada sejak Dinasti Han, di mana pada masa itu masyarakat Tionghoa mengadakan pesta rakyat dengan cara memasang lampion warna-warni saat malam hari. 

Cap Go Meh juga kerap disebut festival lampion yang biasanya diadakan pada haru ke-15 setelah tahun baru Imlek. 

Hingga saat ini kebiasaan memasang lampion warna-warni masih dilakukan oleh masyarakat Tionghoa sebagai peringatan perayaan Cap Go Meh untuk mengusir hama dan menakuti Binatang perusak. 

Warga Palembang memilih Pulau Kemaro sebagai tempat khusus merayakan Cap Go Meh. 

Kategori :

Terpopuler