Platform digital yang sangat populer di kalangan anak-anak menjadi sasaran empuk bagi para penipu.
BACA JUGA:OTW Masuk Indonesia, Begini Bocoran Spesifikasi Oppo Reno 11 F 5G, Performanya Mantap!
Dari gime online hingga media sosial khusus anak-anak, modus penipuan muncul dengan kedok yang sulit diidentifikasi.
Sehuingganya sering sekali penjahat siber mendapatkan kepercayaan dari gamer muda dengan memikat mereka lewat hadiah atau janji.
Begitu mendapatkan kepercayaan, mereka mendapatkan informasi pribadi para gamer muda melalui ajakan untuk mengeklik tautan phishing.
Atau juga dibujuk untuk mengunduh file berbahaya yang menyamar sebagai mod permainan untuk Minecraft atau Fortnite, atau bahkan melakukan grooming.Dengan begitu para penjahat siber dapat membangun kepercayaan dengan cara sama seperti yang mereka lakukan secara langsung.
BACA JUGA:Samsung Galaxy Ring: Cincin Sakti yang Bisa Mengintip Rahasia Tubuh, Apa Fungsinya?
5. Menjadi korban kekerasan seksual
Salah satu dampak negatifnya adalah meningkatnya kasus pelecehan seksual pada anak.
Berdasarkan pemantauan ECPAT Indonesia pada kuartal pertama 2019, sekitar 35% dari 37 kasus kejahatan seksual anak adalah kejahatan seksual anak melalui daring.
Berikut ini merupakan beberapa bentuk penyalahgunaan platform digital untuk melakukan kejahatan seksual, antara lain:
1. Berkomentar yang tak senonoh pada postingan korban.
2. Mengirim foto atau video alat kelamin melalui pesan pribadi.
3. Mengunggah foto atau video atau informasi pribadi tanpa persetujuan pemilik.
4. Membuat akun palsu untuk memposting foto atau video dan gambar yang melecehkan perempuan.