Balita Sering Bilang Tidak? Jangan Emosi, Ternyata Begini Tujuannya dan Cara Menghadapinya

Balita Sering Bilang Tidak? Jangan Emosi, Ternyata Begini Tujuannya dan Cara Menghadapinya

Balita usia dibawah 4 tahun kerap berkata tidak, jangan emosi itu fase normal--

Memberikan reaksi emosional di saat anak tantrum dan terus menolak untuk ditawari sesuatu biasanya hanya akan memperburuk emosinya. 

Oleh karena itu, tunggulah hingga anak mengeluarkan semua emosinya. Setelah itu, segera tinggalkan situasi tersebut dan lanjutkan dengan melakukan aktivitas lain.

BACA JUGA:Resep Dapur Sehat Bunda, Yuk Intip cara Membuat Kebab Turki yang Menggoda

4. Kasih contoh yang baik

Anak akan selalu meniru perilaku orangtua. Jadi, jika anak sering melihat Anda membentak orang lain, tentu saja ia akan melakukan hal yang sama. 

Karena itu, Anda sebagai orangtua wajib bisa mengendalikan sikap dan memberikan contoh perilaku yang baik kepada anak. Sekesal apa pun dengan situasi yang dihadapi, tetaplah ingat untuk selalu menjaga wibawa dan otoritas. 

Meski begitu, jangan pernah malu untuk meminta maaf kepada anak jika Anda sempat berkata-kata atau berperilaku yang tidak semestinya. 

BACA JUGA:Dampak Kesehatan dibalik Kenyamanan Memakai Soft Lens Mines Bagi Pengguna Kacamata

Sekarang Anda sudah tak bingung lagi dalam menangani anak suka membantah, bukan? Tetap ingat untuk mengendalikan emosi, karena fase anak suka bilang “tidak” akan “sembuh” dengan sendirinya.

Usia “sembuh” anak-anak dari tahapan tersebut berbeda-beda. Hal ini salah satunya ditentukan oleh kemampuan mereka berbicara dan jumlah kosakata yang mereka miliki. 

Semakin banyak kosakata yang mereka bisa sebutkan, semakin cepat mereka akan berhenti untuk selalu berkata “tidak”. 

Anak sering berkata “tidak” biasa dimulai saat usia 2 tahun, saat ia sudah mulai memiliki kehendaknya sendiri namun belum bisa menyatakannya dengan baik. 

BACA JUGA:Mengenal Konsep Diri: Self Esteem, Self Efficacy, dan Self Confidence, Pengertian dan Faktor yang Mempengaruhi

Biasanya periode itu berakhir di usia 3-4 tahun, ketika anak sudah mampu menyampaikannya keinginannya dengan lebih jelas.(*)

 

Sumber: