Mahasiswa Unsri Dimanjakan Sepeda Listrik dan Manual, Unsri Menuju Kampus yang Green, Eco, Edu and Agro Campus
Menjadi kampus terluas di Asia Tenggara, Universitas Sriwijaya (Unsri) di Indralaya berusaha menjaga keasrian lingkungannya. Upaya meminimalisir polusi pun dilakukan. Salah satunya dengan menyiapkan 100 sepeda biasa dan 30 sepeda listrik untuk mahasiswa dan pegawai. —————– Kampus Unsri di Indralaya dibangun di atas lahan seluas 712 hektare. Sebagian masih kawasan hijau, dengan pepohonan dan semak belukar yang alami. Udara di lingkungan kampus ini terbilang masih bersih. Saat ini sedang dikembangkan konsep terpadu green, eco, edu and agrocampus. Salah satunya yang saat ini sudah dilakukan dengan menyediakan 100 sepeda biasa dan 30 sepeda listrik. Para mahasiswa dan pegawai di kampus Indralaya bisa menggunakan itu untuk berbagai keperluan. “Kalau tidak salah ada sejak Januari lalu, Kak,” kata Prasda, mahasiswi semester II FISIP Jurusan sosiologi, Selasa 21 Februari 2023. Adanya fasilitas kendaraan anti bising dan polusi ini disambut antusias mahasiswa dan warga kampus lainnya. “Kita bisa pakai sepeda biasa atau sepeda listrik ini kalau mau ke mana-mana dalam kampus,” tambahnya. Seperti diketahui, jarak antar fakultas di kampus itu memang cukup berjauhan. Setidaknya berkeringan jika jalan kaki. Nah, sepeda dan sepeda listrik ini dirasa sangat membantu. “Pinjamnya cukup titip kartu pengenal mahasiwa (KPM), gratis.Kalau yang ada di gedung rektorat ini, lama peminjaman sementara dibatasi 20 menit sehari,” tambah Prada. Mahasiswa boleh juga pinjam untuk keliling kampus. Termasuk untuk menyambangi Taman Firdaus dan embung yang ada di lingkungan kampus itu. Mahasiswa lain, Lutfi mengatakan dia pinjam sepeda listrik untuk pergi ke perpustakaan, fakultas dan auditorium. “Seru, bebas polusi, hemat tenaga dan tidak berisik. Paling kalau baterainya sudah hampir habis, lajunya agak lambat,” kata dia. Kalau habis, bisa dikayuh seperti sepeda biasa. Para mahasiswa berharap jumlah sepeda listrik di tiap fakultas bisa lebih banyak. Durasi peminjaman juga lebih lama. Namun bisa dipahami, karena banyak warga kampus yang berminat menggunakan fasilitas ini. “Baru saja kita selesai pakai, langsung dipakai kawan-kawan mahasiwa lain yang sudah antre mau meminjam,” tuturnya. Seperti kemarin mahasiswi dari FKIP jurusan Sejarah, yakni Salsabillah, Khoirunnisa dan Dwianna. “Sepeda listrik ini sangat bermanfaat bagi kami. Mau ke perpustakaan, terminal, atau ke fakultas jadi hemat waktu dan tenaga,” ujar Salsabilla. Sebelumnya juga ada shuttle bus gratis. Tapi tidak setiap saat, ada jadwalnya. “Kami baru pertama kali mencoba. Ternyata seru, dan lebih cepat mau ke mana-mana di kampus,” sebutnya. Staf pengelola barang milik negara (BMN) Unsri, Ahmad Bakri menyampaikan, ada sepeda dan sepeda listrik yang bisa dipinjam mahasiswa untuk mempermudah berbagai aktivitas di lingkungan kampus. “Syaratnya cukup tinggalkan KPM selama 20 menit, nanti dikembalikan lagi,” jelasnya. Di rektorat, ada 10 unit yang disiapkan. Untuk waktu pengecasan sekitar 1 jam sampai baterai terisi penuh. Setelah itu bisa digunakan hingga 5 jam lamanya. Di sana ada juga lima sepeda biasa yang juga bisa dipinjam mahasiswa. Waktu peminjaman sepeda biasa lebih lama dan fleksibel. Biasa seharian. “Tapi memang minat mahasiswa saat ini lebih sering pinjam sepeda listrik. Dalam sehari bisa lebih 20 orang yang pinjam sepeda listrik di rektorat ini,” beber Bakri. Rektor Unsri Prof Dr Ir H Anis Saggaff MSCE IPU ASEAN Eng mengatakan, saat ini memang berusaha mewujudkan konsep terpadu green, eco, edu, and agrocampus. “Kita memang mengadakan 100 sepeda biasa dan 30 sepeda listrik. Ada di rektorat, sisanya disebar ke semua fakultas,” bebernya. Khusus sepeda listrik, di tiap fakultas sementara difasilitasi 1 unit. Digunakan pegawai untuk antarsurat dan lainnya. Sedangkan 20 lainnya di rektorat. Untuk sepeda biasa, tiap fakultas 10 unit. Bisa dipakai para mahasiwa, pengurus ormawa dan pegawai. Kata Anis, land mark kampus Unsri Indralaya memang terus dibenahi. Selain embung seluas 38 hektare, ada Taman Firdaus yang luasnya sekitar 70 hektare sudah ditanami kurang lebih 2.500 pohon. “Pohon-pohon yang sudah langka, pohon lokal, bisa ditemui di sini,” tandasnya. Saat ini tinggal perbaikan jalan menuju ke Taman Firdaus yang akan dibantu Kementerian PU. (dik)
Sumber: