PDAM Tirta Agung Merugi, Pratama : Ada Persoalan Teknis yang Perlu Dibenahi

PDAM Tirta Agung Merugi, Pratama : Ada Persoalan Teknis yang Perlu Dibenahi

OKINEWS.CO – PDAM Tirta Agung Kabupaten Ogan Komering Ilir tengah mengalami kesulitan, untuk ini setelah direview ada sejumlah persoalan perlu dibenahi dalam manajemen baik dari aspek teknis, aspek sumber daya manusia, aspek operasional hingga aspek keuangan. Hal ini diungkapkan Direktur PDAM Tirta Agung Pratama, ditemui OKINEWS.Co diruang kerjanya, belum lama ini. Pratama yang baru saja menjabat pimpinan PDAM Tirta Agung selama sekitar tiga bulan ini berkomitmen, keempat aspek sejauh ini sudah kita jalankan dalam upaya pembenahan semua lini. “Insya Allah, kita berdoa kedepan semakin membaik dan bagus, akan tetapi kita juga meminta kesadaran masyarakat,” jelasnya. Sambung Pratama, ini sebenarnya tidak bisa, siapa yang ditekan dan siapa yang menekan posisinya seperti itu, pasalnya kami sudah menggunakan tarif supaya mereka pelanggan air bersih sudah bisa membayar, sedangkan bayaran ini dipergunakan untuk operasional perusahaan. “Tapi kenyataannya setelah direview, kekuatan kita cuman 60 persen bahkan tidak sampai penagihan uangnya perbulan yang kita dapatkan,” katanya. Dibeberkan Pratama, persoalan setelah diadakan review banyak pelanggan tidak ada meteran dan banyak yang menunggak ini menjadi persoalan, sementara di tahun 2022 hingga 2023 kita tidak ada subsidi. “Jadi untuk memenuhi kebutuhan, kita tidak bisa melakukan upaya maksimal, bahkan untuk memenuhi gaji sesuai dengan capaian hasil, pasalnya dari 11 unit yang masih beroperasi tinggal 9 unit, inilah mana yang unit sehat setoran 80 persen gajinya 80 persen tidak bisa 100 persen, kalau tidak seperti ini kita tidak bisa jalan,” tegasnya. Dibeberkan Pratama, banyak persoalan dilapangan dihadapi, semisal tumpukan tagihan tunggakan pelanggan yang tidak bisa dibenahi lagi hingga dilakukan kebijakan pemutusan, tujuan memang karena ada pelanggan yang nakal, ada juga tunggakan yang sulit untuk dibenahi lagi, bahkan ada sambungan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tidak mampu sementara ini kita kini tidak ada subsidi. “Setelah kami cek dilapangan, air yang didapat seperti orang kena ginjal kencing netes saja, sementara ada abodemen tagihan pastinya pelanggan tidak mau membayar itu masalahnya,” katanya. Lanjutnya, semua aspek telah kita benahi dan jalankan perlahan, sedangkan untuk SDM internal perusahaan saat ini tidak ada pemetaan analisis jabatan, misalnya tenaga listrik, kabag teknis, tenaga kimia sehingga anjab abknya apa dan bagaimana, harus kita jalankan dan analisa pasalnya tiap daerah berbeda kadar air kandungan kimianya, penggunaaan tawas berapa pastinya tidak bisa sama takarannya di masing masing daerah perlu ada analisa. “Kedepan mungkin ada rekrutmen tapi harus sesuai kebutuhan, jangan sampai anak mamang ponaan ipar masuk perusahaan, kedepan kita akan kerjasama dengan badan kepegawaian melaksanakan pemetaan analisa jabatan,” pungkasnya.(ad02)

Sumber: