Gegara Handphone HP, Siswa SMP Bunuh Temannya Sendiri

Gegara Handphone HP, Siswa SMP Bunuh Temannya Sendiri

JOGJA – Usai dikabarkan hilang sejak Rabu (3/8) lalu, seorang pelajar SMP bernama Wahid Syaiful Hidayat, 15, ditemukan tak bernyawa di sebuah kebun kopi, Dusun Kopen, Desa Baleagung, Kecamatan Grabag pada Kamis sore (4/8). Dia meregang nyawa dengan luka di bagian pelipis usai dianiaya oleh teman sekolahnya. Kepolisian bakal terus mendalami motif yang dilakukan. Apakah ada unsur kesengajaan maupun unsur perencanaan yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang. Lantaran masih di bawah umur, kasus tersebut ditangani oleh unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polres Magelang Kapolres Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun mengatakan, penganiayaan ini terjadi akibat pelaku diduga mengambil handphone (HP) milik korban. Saat itu, korban meninggalkan ponselnya di dalam tas. Ketika kembali usai pelajaran praktik di masjid sekolah, ponselnya hilang. Korban pun melaporkan kepada guru dan saat diperiksa melalui rekaman CCTV, ternyata yang mengambil adalah temannya sendiri. Lantaran takut akibat dilaporkan dan ketahuan mengambil ponsel, pelaku mendatangi rumah korban. Di rumah, Wahid tinggal berdua dengan sang kakek. Wahid merupakan siswa pindahan dari Jogja. Kedua orang tuanya pun mengontrak rumah di Jogja. Saat berpamitan, sang kakek tidak menaruh curiga dengan pelaku karena ingin mengerjakan tugas. “Karena ketakutannya, si korban diajak keluar. Terus terjadi perkelahian yang mengakibatkan korban meninggal dunia,” papar Kapolres, Jumat (5/8). Dari keterangan sementara itu, lanjutnya, memang baru satu orang yang ditangkap. Kendati demikian, akan terus mendalami jika ada keterlibatan dari pihak lainnya. Berdasarkan pengakuan pelaku, dia melancarkan aksinya dengan menggunakan senjata tajam berupa sabit dan balok kayu. Dia menambahkan, kabar hilangnya Wahid menyebar usai Kepala Desa (Kades) Grabag melaporkan kepada Polsek Grabag. Kades mengaku, seorang warganya yang notabene masih anak-anak belum pulang. Saat itu korban diketahui pergi bersama temannya bernama Fahrudin sekitar pukul 16.00. Dengan dalih hendak mengerjakan tugas sekolah. Hingga pada keesokan harinya, Wahid belum pulang. Keluarga lantas mengunggah berita kehilangan di media sosial (medsos). Ketika mendapat laporan tersebut, Polsek Grabag lantas melakukan pencarian terhadap anak tersebut. Setelah dilakukan pencarian di sebuah kebun kopi, anak yang diduga hilang tersebut ditemukan meninggal dunia. Dia menyebutkan, korban ditemukan dalam kondisi luka-luka. Kemudian, korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muntilan untuk dilakukan visum dan autopsi guna mengetahui penyebab kematiannya. Secara kasat mata, terdapat sejumlah luka akibat hantaman benda tajam dan tumpul di bagian kepala dan kaki. Untuk sementara ini, AKBP Sajarod mengatakan, dugaan sementara adalah penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia. “Nanti kami lihat hasil resmi autopsi yang dikeluarkan rumah sakit untuk penyelidikan lebih lanjut,” jelasnya. Polres Magelang pun telah menangkap satu pelaku penganiayaan yang saat itu mengajak korban keluar. Pelaku ditangkap oleh jajaran Sat Reskrim Polres Magelang pada malam hari dan sudah dilakukan penahanan. AKBP Sajarod menyebut, yang bersangkutan juga sudah mengakui perbuatannya. Ketika disinggung soal pasal yang disangkakan, Kapolres mengatakan, bakal dilihat sesuai motif dari pelaku. “Kalau memang sudah disiapkan (sabit dan balok kayu, red), berarti ada unsur kesengajaan dan perencanaan untuk menghilangkan nyawa sesorang,” tegasnya. (aya/pra/radarjogja)

Sumber: