Dahlan Iskan Bedah Sosok KH Asep Saifudin, Kiai Miliarder yang Dermawan

Dahlan Iskan Bedah Sosok KH Asep Saifudin, Kiai Miliarder yang Dermawan

DENPASAR - Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan hadir di Kampus ITB Stikom Denpasar, Minggu (17/7). Dahlan Iskan bersama dosen Universitas Brawijaya Malang Dr. Eng Fadly Usman membedah buku "Kiai miliarder tapi Dermawan" karya M Mas'ud Adnan. Buku ini mengupas sosok Prof Dr KH Asep Saifuddin, pemimpin Pondok Pesantren Amanatul Ummah yang ada di lereng Gunung Penanggungan Pacet, Mojokerto, Jawa Timur. Acara bedah buku ini dimulai pukul 08.30 WITA dipandu Dosen Stikom Bali Dr. Hafid Muksin. Dahlan Iskan menilai Prof Dr KH Asep Saifuddin merupakan ulama yang berpikiran besar. KH Asep Saifuddin tidak hanya dikenal sebagai penggagas dan perintis Ponpes Amanatul Ummah, tetapi juga seorang yang sukses dalam dua hal, yakni memajukan pendidikan dan sukses sebagai kiai kaya yang dermawan. "Saya melihat ada agenda besar yang ingin dicapai oleh Kiai Asep Saifuddin, yakni membangun bangsa Indonesia. Ia sendiri telah meraih gelar doktor dan mendirikan yayasan yang memiliki kualitas di atas rata-rata," kata Dahlan Iskan. Dahlan Iskan sepakat dengan penulis buku M Mas'ud Adnan yang menyematkan predikat miliarder kepada Kiai Asep Saifuddin. Jurnalis senior ini menyebutkan pada 2022 Kiai Asep Saifuddin memiliki lahan seluas 100 hektare di Surabaya dan Pacet yang harganya mencapai Rp 500 miliar. Hal lain yang dikaji Dahlan Iskan dari sosok Kiai Asep Saifuddin adalah cara bisnis yang dikembangkan. Kiai Asep Saifudin memberikan beasiswa kepada anak-anak untuk kuliah di perguruan tinggi miliknya, yakni Institut KH Abdul Chalim. Beasiswa itu diberikan bukan hanya kepada orang Indonesia, tetapi juga kepada orang dari luar negeri yang tersebar di 12 negara, di antaranya Malaysia, Thailand, Kamboja, Vietnam dan Afghanistan. KH Asep Saifudin yang hadir saat acara bedah buku mengapresiasi Mas'ud Adnan mendokumentasikan kisah hidupnya dalam sebuah buku. KH Asep Saifuddin menceritakan kisah awal mula dirinya merintis pendidikan untuk anak-anak di Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, sampai berhasil merintis pendirian universitas, beberapa SMP/Mts dan SMA.  "Tekad saya itu sebetulnya sederhana, bagaimana membangkitkan semangat untuk mewujudkan peningkatan mutu pendidikan, kesejahteraan bagi anak-anak muda di wilayah Mojokerto," kata KH Asep Saifuddin.  Dia berharap usahanya dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap terwujudnya kesejahteraan bangsa Indonesia dan membentuk tenaga profesional yang berkualitas dan bertanggung jawab. Dr. Eng Fadly Usman giliran mengupas secara historis kehidupan Prof Dr Asep Saifuddin. Menurut Fadly Usman, sebelum dikenal sebagai kiai besar yang kaya dan dermawan, Kiai Asep Saifuddin memiliki latar belakang masa lalu yang getir. Dia menilai pengalaman traumatis dan menyedihkan itu ternyata tidak membuat semangatnya luntur. Pengalaman itu yang membuat Kiai Asep Saifuddin menjaga cita-citanya menjadi orang yang berguna bagi orang lain.  Penulis buku, Mas'ud Adnan mengatakan buku yang diterbitkan tersebut sebagai hasil karya jurnalistik yang dihimpunnya dari catatan-catatan tentang Prof Asep Saifuddin selama dua tahun. "Sebagai jurnalis, itu suatu yang menarik untuk dipublikasikan kepada masyarakat agar dijadikan inspirasi bagi orang lain," tutur Mas’ud Adnan. Mas'ud Adnan mengatakan bukunya disusun tidak sistematis, seperti layaknya sebuah karya ilmiah. Buku tersebut hasil dari kumpulan catatan jurnalistik terkait kehidupan KH Asep Saifuddin yang berhasil dikumpulkan melalui wawancara yang mendalam dengan tokoh yang diangkat dalam bukunya sesuai tema tiap bab. Menurut Mas’ud Adnan, hal tersebut bertujuan untuk menggambarkan secara lebih cair mengenai sosok Kiai Asep Saifuddin kepada pembaca. Mas’ud Adnan menegaskan bahwa judul  'Kiai Miliarder, tapi Dermawan" dipilih dengan tujuan menggali sisi solidaritas dari Kiai Asep Saifuddin sendiri yang kaya secara materi dan sumbangsihnya dalam dunia pendidikan. "Buku ini lahir bukan sebagai ajang pamer-pamer, tetapi keteladanan dan ketokohan seorang kiai itulah yang mau diangkat sebenarnya," paparnya. (antara/lia/jpnn)

Sumber: