Hujan, Karet Keluar Jalur Membuat Petani Galau

Hujan, Karet Keluar Jalur Membuat Petani Galau

OKINEWS.CO - EMPAT LAWANG - Tingginya curah hujan belakangan ini membuat petani karet di Kabupaten Empat Lawang galau. Pasalnya, hujan membuat mereka tidak bisa menyadap karet maksimal. "Hampir setiap hari hujan terus, membuat kami tidak bisa menyadap karet. Hal ini pasti terjadi setiap tahun," kata Heru (34), petani karet di Tebing Tinggi. Menurutnya, menyadap karet harus dipastikan pohon karet dalam kondisi kering. Hal itu agar getah sadapan dari kulit batang tidak keluar dari jalur yang sudah dibuat. Namun, ketika kondisi batang pohon karet basah, maka cairan getah karet merembes keluar dari jalurnya. "Kalau hujan mending tidak usah kerja, karena getahnya tidak masuk ke penampungan. Keluar dari jalur yang sudah dibuat. Makanya, petani karet kalau hujan terus pasti sedih," ujar pria yang sudah puluhan tahun menyadap ini. Akan berbeda, lanjut dia, jika cuaca panas. Mereka masih bisa menyadap setiap hari dan hasilnya masih normal. "Jadi, meskipun harganya murah, kita masih ada penghasilan," tuturnya. Meski demikian, lanjut dia, pekerjaan itu tetap mereka tekuni. Caranya, mengakali dengan mengeringkan batang karet menggunakan karung goni, karena penyadap karet jadi satu-satunya pilihan mereka saat ini. "Kalau pohonnya sudah kering baru bisa disadap," jelasnya. Menurutnya, harga karet belum mengalami kenaikan. Ditambah lagi tidak didukung cuaca yang baik, menyebabkan petani karet kian kesulitan karena penghasilan berkurang. Petani karet sangat bergantung dengan cuaca. Jika sudah memasuki musim hujan, rata-rata aktivitas penyadapan getah karet terhambat. "Saat ini, harga karet per kilogram sekitar Rp6.500," katanya. (eno).

Sumber: