Memilukan, Tersangka Ceritakan Keputusan Culik Bayi di Panti Asuhan
JOMBANG – Elida Mikahe Putri, 26, tersangka penculikan bayi di panti asuhan Al Hasan, Desa Watugaluh, Kecamatan Diwek akhirnya buka suara. Dalam sebuah video yang dibuatnya ia menceritakan detil kronologi hingga keputusannya membawa lari bayi Zakiah Jihan Kamelia berusia 4 bulan. Putri, mengunggah video berdurasi hampir dua jam itu di channel Youtubenya sendiri. Dari keterangannya di video itu, ia membuat video itu pada Rabu (15/6), atau sehari setelah diperbolehkan pulang ke rumah. Video itu, diunggahnya pada Kamis (16/6) siang. “Kejadiannya dimulai hari Sabtu, 11 Juni 2022. Ini pertama kali saya berurusan dengan kantor polisi dengan saya sebagai tersangka,” kata Elida dalam video berlatar gelap yang diunggahnya itu. Elida bercerita, ia adalah single parent yang tinggal bersama anak laki-lakinya yang masih berusia 2 tahun 4 bulan. Ia, juga mengaku sudah setahun bercerai dengan suaminya. Sabtu (12/6) itu sekitar pukul 14.00, sang suami datang ke rumahnya. “Karena suami saya di rumah, saya pergi ke luar, saya selalu seperti itu setiap suami saya datang,” lanjutnya. Namun ia mengaku saat itu tak seperti biasanya. Putri yang biasanya keluar untuk berbelanja, sore itu memutuskan pergi ke tempat lain, ke panti asuhan. Ia, sempat mengunjungi panti Jompo di Kecamatan Kota awalnya. Namun, setelah itu ia memutuskan untuk mengunjungi panti asuhan di wilayah Watugaluh, berbekal aplikasi Google Maps.“Sejak kecil sampai SMP, saya sering berkunjung ke panti asuhan, namun ini pertama kalinya saya berkunjung kembali setelah menikah,” imbuhnya. Datang ke panti Asuhan Al Hasan Sabtu sore, Putri mengaku langsung berusaha akrab dengan ratusan anak panti. “Saya gendong anak umur dua tahun, anak laki-laki sudah lancar berjalan tapi wajahnya seperti dia ingusan dan kena kotoran wajahnya nggak karuan begitu lho,” ucapnya. Warga Ploso ini, kemudian menemui Pengasuh panti Shohihah Izah, 46 yang ia sebut dengan ‘ibu bercadar’. Putri, sempat mengenalkan diri kepada pengurus panti itu. Ia, juga sempat menyebut dari pembicaraannya itu ada 107 anak yang dirawat di panti asuhan itu. Ia juga sempat bertanya kepada beberapa anak panti soal pendidikan mereka, namun tak dijawab. “Saya sempat bertemu juga dengan wanita yang menyapu, saya duga dia petugas kebersihan. Saya dilarang banyak tanya,” lontarnya. Pertemuannya dengan Bayi Zakiah, berlangsung setelah itu. Di tempat yang disebutnya aula lebar, ia menemukan dua bayi yang diletakkan di dalam boks. Kondisinya sedang menangis. Putri juga menyebut keduanya sedang terlihat sakit flu. “Waktu saya lihat, ada dua bayi sedang terlentang kondisi menangis, dan batuk flu, flunya sampai ingusnya itu masuk mulutnya, yang perempuan lebih kecil, yang laki-laki mungkin usia setahun, yang perempuan ini akhirnya saya gendong,” ucapnya Ia, juga menggambarkan detil kondisi kedua bayi itu. Bayi laki-laki, disebutnya dalam kondisi flu berat. Ia menangis dan sempat berdiri saat bayi perempuan itu digendongnya. Tak hanya itu, pada bayi laki-laki ini disebutnya ada bekas benjolan di kepala. “Seperti bekas terbentur atau jatuh saya kurang tahu, tapi itu menonjol,” lontarnya. Putri, mengaku sempat bertanya kepada pengurus panti soal kondisi dua anak ini yang terlihat sakit flu. Pertanyaannya tak dijawab. Dalam kesempatan itu, Putri juga mengutarakan keinginannya untuk mengadopsi anak. “Saya mau mengadopsi anak perempuan, usianya sekitar kelas 4 SD ke atas, dijawab tidak boleh,” tambahnya. Ia, juga mengaku masih terus berkeliling dan bermain bersama anak panti hingga 1,5 jam kemudian. Sambil menggendong Bayi Zakiah. Hingga akhirnya, karena tak tega melihat kondisi bayi mungil itu, ia pun berinistif membawanya keluar untuk diobati. “Saya tahu saya lancang, saya salah, tapi saya tidak tega melihat anak kecil sakit seperti itu, apalagi saya juga punya anak kecil,” ceritanya. Bayi itupun dibawanya dalam mobil dengan tujuan mencari bidan atau apotek untuk mencari obat. Namun, hingga lebih dari satu kilometer perjalanan ia tak menemukan keduanya. Sejurus kemudian, mantan suaminya menelepon memintanya segera pulang karena mantan suaminya akan segera pergi. “Akhirnya saya bawa pulang, pikir saya nanti saya tahu obat yang manjur, entah diminumkan di rumah terus dikembalikan ke panti atau bagaimana yang penting saya pulang dulu,” sebutnya. Di rumahnya sang suami sudah pulang, Ia pun berupaya merawat bayi itu. Mulai diberinya susu hingga obat. Bahkan Bayi Zakiah disebutnya sempat buang air besar hingga ia harus mengganti pampersnya. “Setelah itu bayi ini tidur, sampingan sama anak saya juga,” ucapnya. Putri juga mengaku harus melakukan kegiatan yang lain seperti memberi makan dan minum satpam di gangnya hingga membeli token listrik rumahnya yang habis sebelum akhirnya membawa bayi itu kembali ke panti. Namun sebelum sampai di panti ia mengaku sempat menjemput pembantunya untuk urusan perbaikan mobil. Setelah sampai di panti, Putri mengaku kondisinya sudah sepi. Ia, bahkan harus mengetuk pintu panti selama 15 menit tanpa jawaban. Pintu panti, akhirnya dibuka salah satu perempuan, menyusul seorang pria yang memintanya masuk. “Bayinya masih saya gendong, ada lagi mbak-mbak dari dalam baru saya kasih mbak-mbak itu, terus saya duduk di teras. Dan mereka coba telepon ibu-ibu bercadar itu,” imbuhnya. Hingga sekitar 40 menit, pengurus panti akhirnya datang bersama petugas kepolisian yang lansgung mengamankannya ke Mapolres Jombang. Sabtu (11/6) malam itu juga, Putri mengaku tak pulang ke rumah. Ia, menjalani serangkaian pemeriksaan BAP hingga pemeriksaan psikologis. Hingga Minggu pagi, pemeriksaan psikologis kembali dilanjutkan. Hingga malam harinya, Putri dan anaknya masih harus menginap di Mapolres Jombang. Hingga Senin (13/6) pagi, ia akhirnya dipertemukan kembali dengan pengurus panti untuk di mediasi. Meski mengaku tak puas dengan mediasi itu lantaran banyak omongannya dipotong hingga tuduhan yang menyakitkan, mediasi itu disebut Putri berhasil dengan sukses. Sholihan Izzah, mau mencabut laporannya. “Dia (pengurus panti,Red) bilangnya anak itu sudah kembali ke panti dia sudah bersyukur intinya,” tambah Putri. Namun hal itu belum selesai. Putri, dipindahkan lagi ke rumah lain untuk melakukan pemeriksaan psikologis Senin (13/6) sore. Dengan detil, ia menyebut ada ratusan soal yang harus ia kerjakan sembari merawat anak yang terus menempel dengannya. “Pertama soal 500, sudah selesai saya diminta gambar manusia, Diberi lagi soal jumlahnya 180, Saya selesaikan terus saya disuruh gambar pohon, prosesnya memang agak lama karena saya juga sambil merawat anak saya,” lontarnya. Senin malam itu, ia menginap di rumah yang disebutnya lebih layak dari Mapolres Jombang itu. Selasa (14/6), Putri mengaku masih harus kembali ke Mapolres Jombang. Ia dijadwalkan bertemu dengan penasehat hukum dari Polres Jombang untuk kembali ditanya soal kasus itu. “Dari awal, prinsip saya mau ditanya apa dan siapa saja ya saya jawab apa adanya,” lontarnya. Sekitar pukul 11.00, ia akhirnya diperbolehkan pulang ke rumahnya. Ia, hanya dikenai wajib lapor dan tidak ditahan. “Saya diantar menggunakan mobil pribadi milik orang dinas sepertinya,” ucapnya. Seperti diberitakan sebelumnya, bayi perempuan berusia 4 bulan di Panti Asuhan Al Hasan di Desa Watugaluh, Kecamatan Diwek diculik wanita tak dikenal Sabtu (11/6) sore. Kejadian ini berlangsung sekitar pukul 15.30. Bayi ini, dibawa lari seorang wanita menggunakan mobil berwarna putih mendatangi panti asuhan itu. Putri, juga telah ditetapkan sebagai tersangka. Ia, dijerat dengan pasal 76f juncto pasal 83 UURI No. 35 Th. 2014 tentang perubahan atas UU No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, dengan ancaman hukuman 5 tahun hingga 15 tahun penjara. Meski demikian, ia belum ditahan lantaran hasil pemeriksaan psikologisnya belum rampung. (riz)
Sumber: