Wow, 7 Pasang Pengantin Ijab Kabul di Kebun Salak dan Grojokan

Wow, 7 Pasang Pengantin Ijab Kabul di Kebun Salak dan Grojokan

SLEMAN - Sebanyak 7 pasang pengantin asal Sleman menggelar prosesi ijab kabul di kebun salak milik Kemuning Kopi dan Senja, Pulowatu, Pakem, Sleman, Kamis (19/5). Sebanyak satu kilogram salak juga diberikan kepada pengantin wanita sebagai mahar pendamping perhiasan. Kegiatan nikah massal ini diinisiasi oleh Forum Ta’aruf Indonesia (Fortais) yang bekerja sama dengan berbagai vendor. Diantaranya, Paguyuban Pranatacara Yogyakarta (PPY), beberapa make up artist, RS Siloam Hospital Jogjakarta, hingga penyedia jasa fotografi dan videografi. Ketua Golek Garwo Fortais Indonesia dan Nikah Bareng Nasional Ryan Budi Nuryanto menjelaskan gelaran nikah massal ini bertepatan dengan momentum Hari Kebangkitan Nasional dan peringatan Hari Jadi Kabupaten Sleman Ke-106. Para pengantin yang mengikuti gelaran nikah massal sama sekali tidak dibebankan biaya. “Ini kami gelar nikah bareng 7 pasang unik dengan mahar cincin kawin 4 gram dan salak pondoh satu kilogram yang dibayar tunai. Mengapa salak pondoh, karena di Sleman ini kaya akan salak pondohnya. Jadi, kami ingin membuat wedding destination, spot pernikahan berbasis wisata,” jelasnya saat ditemui di Kemuning Kopi dan Senja, Pulowatu, Pakem, Sleman, Kamis (19/5). Salah satu pasangan yang turut serta dalam gelaran nikah massal ini adalah Susi Fatian Anggraini dan Setyo Kristiawan. Mereka mengaku senang karena dapat mewujudkan hari bahagia mereka dengan suasana yang berbeda. Keduanya melangsungkan prosesi ijab kabul di air terjun. “Perasaan jelas senang karena bisa mewujudkan impian kami, dan sangat membantu. Bisa melangsungkan ijab kabul di air terjun juga senang sekali, karena jarang jadi kami merasa unik,” kata Susi. Saat hari pernikahannya, Susi dan Setyo mengenakan pakaian adat Surabaya. Susi mengaku penentuan pakaian adat dengan cara pengundian. Selain pakaian adat Surabaya, ada pula pakaian adat Kota Gadang, Palembang, Lampung, Bugis, Batak Mandaleng, dan Sunda Siger. Proses untuk mengikuti gelaran nikah massal inipun dinilai tak sulit. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Susi dan pasangannya segera mendaftar. Padahal rencananya prosesi ijab kabul pernikahan akan digelar November 2022. “Untuk proses simpel sih, sangat dimudahkan. Kalau info tentang nikah massal kami tahu dari Dukuh. Sebelumnya kami sudah lamaran, tapi belum bisa melaksanakan akadnya. Sudah ada rencana bulan November, tapi selama ada kesempatan mengapa tidak,” ujarnya. (isa/dwi)

Sumber: