Meluas, PMK Sapi Ditemukan di 10 Provinsi
JAKARTA - Daerah yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak meluas. Virus penyakit tersebut kini ditemukan di sepuluh provinsi. Meski begitu, Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut tren kesembuhan PMK cukup terkendali. ”Wabah PMK itu ada dan kita lihat tren penyembuhan yang sangat positif. Kecepatan kita bereaksi mengambil tindakan itu menentukan hasil,’’ kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Kementan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah yang terdapat kasus PMK. Salah satunya, Jawa Tengah. Yasin menegaskan perlunya langkah cepat antara pemerintah pusat bersama pemerintah daerah dan stakeholder. Caranya, meningkatkan kewaspadaan dan mempercepat penyembuhan ternak yang teridentifikasi positif PMK. Kementan menyiapkan bantuan obat hewan, disinfektan dan APD, serta telah membentuk gugus tugas nasional penanganan PMK. Dia mendapat laporan bahwa situasi PMK di Jawa Tengah membaik. ”Saya lega melihat perkembangan ternak di Klaten dan Boyolali yang memiliki populasi ternak sangat besar, terutama susu. Tidak boleh terkontaminasi PMK,” ujarnya. Dia mengapresiasi pemda yang bergerak cepat. Menurut dia, ada beberapa kunci upaya mempercepat penanganan PMK. Pertama, semua pihak bersikap tenang. Dia meyakinkan bahwa pemerintah bekerja cepat. ”Kedua, perbaiki data. Ini saatnya kita benahi dan faktualisasi data, termasuk berapa jumlah populasi, jumlah yang terkena PMK, dan lainnya,’’ bebernya. Ketiga, pemerintah telah membentuk gugus tugas nasional sehingga harus ditindaklanjuti secara serius. Gugus tugas tidak hanya berada di pusat, namun juga di provinsi dan kabupaten. ”Gugus tugas ini berfungsi menyusun dan melakukan agenda aksi serta sebagai pusat informasi,’’ katanya. Dari gugus tugas akan lahir satuan tugas (satgas) yang didukung Polri, TNI, dan kejaksaan untuk mendukung percepatan penanganan PMK. Selanjutnya, Kementan memiliki agenda penanganan saat agenda darurat, yakni lockdown atau menutup daerah. Lalu, agenda temporary, yakni penyuntikan, penyembuhan, dan lainnya. Ada pula agenda recovery, yaitu ternak yang mati diganti, disembuhkan, dan ditambahkan. ”Yang terpenting juga dilakukan yaitu sosialisasi terkait PMK itu tidak berbahaya pada manusia. Kemudian, daging yang terkena PMK aman asalkan dimasak sampai matang,’’ tuturnya. Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Jappdi Asnawi menyatakan bahwa virus PMK sudah meningkat dari semula menjangkiti dua provinsi kini melebar menjadi 10 provinsi. Meski demikian, Asnawi menegaskan bahwa harga daging, khususnya di Jabodetabek, tidak terpengaruh adanya virus tersebut. ”Justru harga posisi masih melandai, penyesuaian penurunan dari posisi Lebaran lalu. Dari peak harga Rp 160 ribu sampai Rp 180 ribu menjadi Rp 130 ribu sampai Rp 140 ribu,’’ jelas Asnawi kemarin. Dari sisi ketersediaan, kata Asnawi, virus PMK tidak mengakibatkan pasokan daging di pasar menjadi langka. ”Posisi stok sampai akhir Mei aman. Apalagi saat ini sudah masuk impor sapi dari negara-negara importir. Akan ada tambahan 2.000 sampai 3.400 lebih ekor sapi,’’ tambahnya. Namun, Asnawi menyebutkan bahwa pemerintah tetap perlu mewaspadai kondisi harga dan pasokan menjelang Hari Raya Idul Adha. ”Ini kan mau Hari Raya Kurban, artinya permintaan akan meningkat. Dengan adanya Jawa Timur, salah satu lumbung ternak terbesar di Indonesia, kena wabah PMK, ini dikhawatirkan akan ada kekurangan stok. Sesuai supply and demand, berarti akan ada kenaikan yang cukup lumayan,’’ urainya. Asnawi memproyeksikan kenaikan harga daging sapi berkisar 20–30 persen. Saat ini harga daging sapi masih berkisar Rp 130 ribu per kilogram. Artinya, harga daging sapi bisa tembus ke kisaran Rp 150 ribu sampai Rp 160 ribu per kilogram ke depan. (agf/lyn/c6/fal/jawapos)
Sumber: