Ini Penjelasan BNPB Soal Gunung Anak Krakatau yang Berpotensi Timbulkan Tsunami

Ini Penjelasan BNPB Soal Gunung Anak Krakatau yang Berpotensi Timbulkan Tsunami

JAKARTA - Status Gunung Anak Krakatau meningkat dari waspada menjadi siaga berpotensi menimbulkan tsunami. Lantas, apakah situasi tersebut berdampak kepada aktivitas transportasi laut, yakni penyeberangan rute Pelabuhan Merak-Bakauheni? Mengingat, saat ini aktivitas transportasi laut tengah meningkat imbas situasi arus mudik Lebaran 2022. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BNPB Abdul Muhari mengatakan situasi saat ini masih dalam tahap pengamatan dan belum pada situasi kontingensi atau krisis. "Maka informasi yang kami sampaikan kepada masyarakat pun sebatas atau masih pada tahapan kesiapsiagaan," kata Abdul dalam konferensi pers secara daring, Senin (25/4) malam. Abdul menambahkan aspek-aspek kontingensi bakal diberlakukan apabila PVMBG bersama BMKG menyampaikan ada peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau yang mengarah pada kemungkinan terjadinya tsunami. "Termasuk nantinya terkait dengan pengaturan skema transportasi apakah masih memungkikan dilakukan atau tidak, itu bergantung pada situasi kondisi yang berkembang," ujar Abdul. Sejak 22 April 2022 Gunung Anak Krakatau sudah terlihat mengeluarkan abu vulkanik hitam ke wilayah Sumur dan Panimbang, Kabupaten Pandeglang. Selain itu, Gunung Anak Krakatau juga sudah terlihat mengeluarkan bebatuan pijar. Bebatuan tersebut bisa membahayakan nelayan dan wisatawan yang berada di perairan sekitar. "Rekomendasi kami sekitar lima kilometer untuk jarak aman dari kawasan Gunung Anak Krakatau," kata Kepala Pos Pemantauan Gunung Anak Krakatau Kabupaten Serang Deni Mardiono, Senin. (cr1/jpnn)

Sumber: