Selamat Jalan Ponirin Meka, Legenda Kiper Timnas Indonesia yang Fenomenal
MEDAN - Duka menyelimuti ranah persepakbolaan Indonesia, khususnya Sumatera Utara (Sumut), setelah kabar meninggalnya kiper tim nasional Ponirin Meka. Ponirin Meka yang turut berjasa membawa PSMS menjuarai Kompetisi Perserikatan tahun 1983 dan 1985 tersebut meninggal dunia, Minggu (10/4/2022) sore sekira pukul 16.30 WIB. Ponirin Meka menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 66 tahun di rumhanya di kawasan Tanjung Morawa, Deliserdang. Meninggalnya sang legenda itu juga disampaikan lewat akun resmi PSSI, Minggu malam. “Turut berduka atas meninggalnya penjaga gawang Timnas Indonesia era 80-an, Ponirin Meka. Semoga amal ibadah almarhumah diterima dan keluarga yang ditinggalkan dapat diberikan ketabahan,” demikian belasungkawa dari PSSI. Sementara itu, mantan Manajer PSMS, Benny Tomasoa yang sempat berkomunikasi dengan almarhum beberapa hari lalu kaget atas kabar duka ini. “Saya kaget dengan meninggalnya Bang Ponirin. Sebelum masuk rumah sakit saya masih sempat juga bertemu. Kondisinya sudah bagus. Bahkan sudah pulang,” sebutnya. Benny menyebut Ponirin Meka selama ini diketahui memiliki penyakit jantung. “Dia ada penyakit jantung. Jadi sudah pasang ring,” jelas Benny. Benny mengatakan sangat kehilangan sosok Ponirin Meka. Catatan apiknya di bawah mistar gawang terutama saat PSMS juara Kompetisi Perserikatan tahun 1983 dan 1985 akan jadi kenangan bersejarah. “Yang pasti kita kehilangan sosok panutan. Enggak akan terulang lagi raja penalti yang mementahkan penalti sampai hari. Dua kali dia bawa PSMS juara Perserikatan dan juara SEA Games,” ungkap Benny. Seperti diketahui, Ayam Kinantan-julukan PSMS, pada kompetisi Divisi Utama Perserikatan PSSI 1982/1983, menghadapi Persib Bandung. Pria kelahiran Tanjung Morawa, 2 Februari 1956 ini menjadi pahlawan menjadi pahlawan PSMS karena mampu menggagalkan tiga penalti lawan. Laga sengit itu berakhir 0-0 ada waktu normal hingga harus dilanjutkan dengan adu penalti dengan kemenangan PSMS 3-2. Dari lima penendang penalti Persib, tiga berhasil ditepis Ponirin Meka. Penampilan ciamik itu membuatnya dilirik Timnas Indonesia. Dia turut membawa Indonesia lolos ke semi final Asian Games 1986 dan menjuarai SEA Games 1987. Benny Tomasoa menambahkan meski lama menepi dari sepak bola, Ponirin Meka masih peduli dengan masa depan PSMS Medan. “Mungkin ini sudah jalannya Yang Kuasa. Sebelum saya mencalonkan diri ke Asprov sempat cerita-cerita. Dia mendukung perubahan di sepak bola Sumut. Terlebih PSMS. Kalau bisa PSMS harus bangkitlah,” kenang Benny. Sementara itu, jenazah Ponirin Meka rencananya akan dimakamkan di pemakaman dekat kediamannya, hari ini, Senin (11/4/2022). (nin/pojoksumut)
Sumber: