Patwal Wakil Bupati Ini Sukses Olah Limbah Kayu Jadi Media Jamur Tiram
PALI - Masa pendemi Covid-19 yang berkepanjangan, memaksa sebagian besar masyarakat berdiam diri di rumah. Hal ini dimanfaatkan untuk membuka peluang bagi Mulyadi, warga Simpang Raja, Kelurahan Handayani Mulia, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI). Pasalnya, pria yang bekerja sebagai pengemudi kendaraan Patwal Wakil Bupati PALI itu awalnya coba-coba mengolah limbah kayu sebagai media untuk budidaya jamur tiram. Rupanya setelah limbah kayu berubah jadi jamur tiram, pundi-pundi uang mengalir karena pasar penjualan jamur tiram tidak terlalu sulit, lantaran banyak konsumen menyukai jamur tiram ini. Harganya pun cukup tinggi tapi masih terjangkau oleh konsumen, karena Mul sapaan keseharian pria beranak dua itu, menjual jamur tiram dihargai Rp20 ribu per kilogramnya. Dan setiap harinya, dirinya dapat menghasilkan sedikitnya 5 kilogram jamur tiram dalam 1.000 kantong penangkaran jamur tiram. "Kami baru setahun usaha ini. Awalnya melihat limbah kayu atau tatal kayu yang melimpah disekitar kediaman kami. Lalu kami buka-buka sosial media dan mencoba 100 kantong penangkaran, rupanya perkembangan jamur tiram cukup bagus dan pemasarannya mudah," ujarnya. Ditambahkanya, bahwa berawal 100 kantong itu kemudian mengembangkannya hingga saat ini tempat pembuatan jamur tiram miliknya mampu menampung 4.000 kantong penangkaran. "Dalam 1.000 kantong penangkaran apabila normal bisa menghasilkan 5 kilogram jamur. Penjualannya mudah, ada pelanggan yang mengambil rutin setiap pagi ke tempat kami dan kadang ada pesanan dari pasar Pendopo atau pasar lain dalam Kabupaten PALI," terangnya. Diakuinya, sejak dirinya menggeluti budidaya jamur tiram, sang istri yang biasa bekerja sebagai tenaga honorer di salah satu OPD di PALI memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan fokus mengurus usaha itu. "Kadang saya ikut dinas luar bersama pak Wabup, jadinya penangkaran jamur tiram kurang urus. Agar jamur tiram kami tetap menghasilkan jamur yang baik, maka istri saya yang mengalah untuk berhenti bekerja untuk mengurus penangkaran jamur tiram saat saya tidak di rumah. Sebab, perawatan budidaya jamur tiram cukup mudah, hanya mengatur kelembapan pada kantong-kantong penangkaran," tutupnya. (ebi)
Sumber: