Benarkah, Serie A Italia Diambang Bangkrut?
ITALIA - Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung dalam dua tahun terakhir di Italia membuat kompetisi sepak bola di negeri itu terguncang keras. Salah satu penyebabnya berkurangnya pemasukan dari penonton di stadion dan sponsorship. Tak heran jika CEO Inter Milan, Giuseppe Marotta menilai kompetisi Serie A diambang kebangkrutan. Klub-klub Serie A, kata Marotta, butuh dukungan keuangan dan kebijakan dari Pemerintah Italia agar bisa terus menggelar kompetisi. Dalam sebuah wawancara dengan harian Italia Il Sole 24 Ore, Marotta menyebut, "Serie A dan secara umum liga sepak bola Italia terancam bangkrut. Pemerintah dan lembaga-lembaga politik sudah tak bisa lagi mengabaikan hal ini." "Ini sistem di ujung tanduk yang tanpa diragukan lagi sudah bermasalah sebelum ada Covid namun hampir tidak mendapatkan dukungan dalam dua tahun ini selama pandemi," paparnya. Pandemi Covid-19 yang melanda Eropa, termasuk Italia, memang telah membuat kompetisi berlangsung tanpa penonton. Kalaupun mulai diziinkan, klub-klub Serie A hanya mendapat kuota penonton 5.000 orang saja. Demi menyelamatkan hidup klub-klub Italia yang sudah sekarat, Marotta pun mendesak semua pemangku kepentingan mengizinkan lebih banyak lagi penonton yang hadir di stadion. Moratta beralasan, stadion bisa diisi penonton lebih banyak lagi karena protokol kesehatan yang ketat membuat pandemi bisa terkendali. "Jika Prancis bersiap menyambut 100 persen penonton stadion seperti yang sudah terjadi di Inggris, masuk akalkah jika kita terus mempertahankan jumlah (penonton) yang lebih sedikit?" tanya Moratta. Lebih jauh, mantan CEO Juventus itu menjelaskan bahwa industri sepak bola tidak mendapatkan bantuan keuangan sebanyak industri lain, karena tidak dianggap serius oleh pemerintah Italia. "Sepak bola masih dianggap sebagai dunia presiden 'kaya dan bodoh' yang membuang-buang uang demi bersenang-senang. Dunia kita kesulitan diakui apa adanya, tetapi bagaimana bisa Anda mengabaikan fakta bahwa sepak bola profesional itu juga industri seperti industri lainnya?" tegasnya. (rmol.id)
Sumber: