Pengakuan Mama Muda Sabu Rp 1,25 Miliar Dipesan Lewat Media Sosial
REJANG LEBONG - Penyidik Sat Narkoba Polres Rejang Lebong terus berupaya melakukan pengembangan penyidikan kasus kepemilikan sabu yang bernilai Rp1,25 miliar. Seperti diketahui hasil penggerebekan Sat Narkoba bersama Polsek Sindang Kelingi berhasil mengamankan mama muda Feni Febriyanti (29) warga Desa Simpang Beliti Kecamatan Binduriang Kabupaten Rejang Lebong. ‘’Dari hasil penyidikan kita, untuk peran tersangka Feni yaitu memiliki dan menyimpan narkotika gol 1 jenis sabu di dalam kamarnya. Sedangkan untuk suami FF berinisial Ta, sementara diakui sebagai pemesan barang,’’ terang Kapolres RL AKBP Puji Prayitno, S.IK, MH melalui Kasat Resnarkoba Iptu Susilo, SH, MH. Berdasarkan keterangan awal Feni, sambung Susilo, sabu dibeli dengan proses pembayaran transfer kepada bandar narkoba di atasnya yang berinisial Ri alias Ce dengan beberapa nama dan rekening yang berbeda. Ri alias Ce sendiri diduga seorang bandar narkoba jenis sabu asal Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Lalu pola komunikasi dengan bandar diatasnya tersebut, hanya melalui media sosial (medsos) bukan melalui sambungan telepon. Dilanjutkan Susilo, berdasarkan keterangan Fenk, barang haram tersebut rencananya dijual dengan berbagai ukuran atau paket. Masing-masing jika dijual dalam wilayah Kecamatan Binduriang, paket 1 gr harga mencapai Rp1 juta dan 10 gr atau sekantong harga bisa mencapai Rp6 juta hingga Rp8 juta. ‘’Sedangkan jika di wilayah pusat kabupaten atau Kota Curup, harga semakin tinggi. Yaitu untuk paket 1 gr mencapai Rp1,5 juta hingga Rp1,7 juta. Lalu untuk paket 10 gr atau satu kantong bisa mencapai Rp10 juta hingga Rp12 juta. Berat total barang bukti sabu yang kita dapatkan dari tersangka FF ini mencapai 1.269,45 gr,’’ lanjut Susilo. Ditambahkan Susilo, jika tersangka Feni menjual seluruh sabu tersebut dalam paket kecil seharga Rp100 ribu sampai Rp200 ribu, maka nilainya bisa menjadi Rp1,9 milar sampai Rp2 miliar. ‘’Kami masih terus melakukan pengembangan dan pengejaran terhadap bandar diatasnya yang menjadi pemasok Ff selama ini,’’ demikian Susilo. (rb)
Sumber: