Heboh Batu Mirip Wajah Manusia di Tebing Tinggi

Heboh Batu Mirip Wajah Manusia di Tebing Tinggi

EMPAT LAWANG - Warga Desa Ulak Mengkudu, Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Empat Lawang dihebohkan dengan penemuan batu besar yang jika dilihat dari samping akan berbentuk seperti wajah manusia. Sontak adanya batu unik tersebut membuat masyarakat penasaran dan berbondong-bondong melihat batu tersebut dan mengabadikannya lewat kamera ponsel. Di media sosial facebook dan whatsApp juga viral. Diah, warga yang berkunjung mengatakan, penasaran dengan batu tersebut sehingga langsung ke lokasi memastikannya. "Ternyata batunya cukup besar, melebihi tinggi orang dewasa dan memang murip wajah manusia jika dilihat dari samping," katanya. Camat Tebing Tinggi, Sopian menjelaskan, penemuan batu besar mirip kepala manusia tersebut ditemukan tak sengaja oleh pekerja yang sedang melakukan normalisasi Sungai Musi pada Kamis (16/12) sekitar jam 14.00 wib. "Karena penasaran, tim normalisasi sungai musi terus melakukan penggalian hingga akhirnya tampaklah batu besar yang mirip dengan kepala manusia. Menurut saya batu itu karena proses alam," kata Sopian. Selanjutnya, untuk mengetahui apakah batu besar mirip kepala manusia tersebut merupakan batu megalith atau hanya sekedar dibentuk oleh proses alam, Sopian mengatakan akan berkoordinasi dengan dinas terkait yakni Dinas Pariwisata, dan Bidang Kebudayaan Dikbud Kabupaten Empat Lawang. Sementara itu, Kades Ulak Mengkudu, Anshori menceritakan bahwa tepat di seberang sungai Musi yang berhadapan langsung dengan lokasi batu tersebut terdapat makam Puyang Syeikh Ali Majidin anak dari Serunting Sakti atau yang sering disebut dengan pendekar Si Pahit Lidah. "Di seberang sungai Musi ini ada makam Puyang keturunan dari pendekar si Pahit Lidah," ucap Anshori. Di tempat sama, Kasi Cagar Budaya Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Empat Lawang, Yulianto Haribowo yang langsung datang ke lokasi mengatakan pihaknya akan melakukan diskusi intern terlebih dahulu. Selanjutnya untuk memastikan apakah batu tersebut termasuk batu megalith atau hanya sekedar batu biasa maka dalam waktu dekat akan mendatangkan Arkeolog dari Jambi. "Bagusnya, di sekeliling batu ini dipasangi tali pembatas agar warga tidak bisa sembarang mendekati batu. Hal itu untuk mencegah ada oknum-oknum yang melakukan vandalisme seperti mencoret-coret batu," tukasnya. (eno)

Sumber: