Bupati Lahat Tinjau Underpass Yang Hanya Jadi Beban

Bupati Lahat Tinjau Underpass Yang Hanya Jadi Beban

LAHAT - Underpaas yang menggunakan dana puluhan miliar di jalan lingkar Desa Manggul, Kecamatan Kota Lahat, ternyata hanya jadi beban. Bahkan kadang membahayakan pengendara yang terjebak saat melintas di underpass yang telah menjadi kolam ini. Sebelumnya, pembangunan underpas sepanjang 170 meter ini dimulai tahun 2015 lalu, menelan APBN hingga Rp 20 miliar ini. Namun nyatanya, pembangunan dianggap asal-asalan, karena hasilnya tidak memberikan manfaat baik bagi pengendara maupun warga sekitar. "Seharusnya dari awal pembangunan underpas ini tidak bisa main-main, ini sudah pembangunan tingkat nasional," ucap Bupati Lahat, Cik Ujang SH, Ahad (5/12). Yang Sebelumnya pada Jumat (3/12) sempat memantau underpass bersama jajarannya. Keberadaan underpas saat ini hanya menjadi momok bagi Kabupaten Lahat, karena menjadi sorotan nasional, karena hanya menjadi kolam lagi. Sebelumnya pada 29 Agustus 2019, Bupati Lahat, Cik Ujang SH sempat menerima audiensi pihak Dirjen Perkeretaapian yang ingin menyerahkan bangunan tersebut ke Pemkab Lahat. "Lakukan perbaikan dahulu, agar kendaraan bisa melintas. Pemkab Lahat bersedia menerima bangunan itu jika kondisinya sudah diperbaiki," kata Cik Ujang. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lahat, Drs H Sutoko MSi, melalui Kabid Lalu Lintas, Mukhlis Zm menerangkan, jika tidak ada kendala, perbaikan secara maksimal dilakukan pada tahun 2022 melalui APBN.  "Nanti masuk pada item pembenahan. Yang paling penting saat ini, melakukan pengeringan lokasi. Rencananya dalam sepekan ini fokus pada pengeringan," ucapnya.  Sementara itu, Kades Manggul, Hermansyah mengatakan, pembangunan underpass ini dinilai sudah salah desain sejak awal. Contohnya untuk saluran limbah, seharusnya sejak awal disatukan dengan saluran limbah Desa Manggul, agar air limbah di Desa Manggul mengalir dengan semestinya. "Karena saluran limbah underpas tidak berfungsi, air menggenangi halaman rumah warga sekitar, bahkan membuat rumah warga kita kebanjiran. Jika ada pembenahan, saluran limbah harus yang pertama dibenahi," kata Hermansyah. Senada disampaikan Teguh warta Lahat, menganggap bahwa adanya underpasa hanya jadi beban. Karena selalu diperhatikan tapi tidak ada manfaat.(gti)

Sumber: