Petani Tuding Pemerintah Daerah Bungkam

Petani Tuding Pemerintah Daerah Bungkam

MURATARA-Petani di kabupaten Muratara keluhkan harga pupuk yang kian melambung tinggi. Bahkan saat ini, banyak beredar vidio surat terbuka untuk presiden RI Joko Widodo dan jajarannya yang masih bungkam soal melambungnya harga pupuk dan obat obatan pertanian. Imam petani asal Kecamatan Rupit Kabupaten Muratara, Minggu (28/11) mengaku sangat setuju dengan isi surat terbuka atau petisi untuk presiden RI Joko widodo yang dilayangkan Abdurahman Sembiring, petani asal Sumatera Utara di akun media sosialnya dengan cuplikan vidio berdurasi 3.15 menit. Surat terbuka itu menyampaikan secara langsung keluh kesah kondisi para petani saat ini. Ada beberapa point yang disampaikan para petani, seperti kenaikan harga pupuk, minimnya perhatian pemerintah, tidak sebanding harga pupuk dengan harga panen. Kesejahteraan petani terancam mati suri, bungkamnya pemerintah menyikapi kenaikan pupuk, hingga meminta presiden RI secara khusus membahas masalah ini. "Kami petani merasa dianak tirikan Pemerintah, apa lagi dengan kenaikan harga pupuk dan obat obatan pertanian, tidak sebanding dengan harga panen kami," katanya. Dia menyinggung soal keberadaan BUMN induk produsen pupuk terbesar di indonesia yang berada wilayah Sumatera selatan, yang mirisnya tidak mampu memenuhi kebutuhan petani di Sumsel sendiri. Imam mengaku, harga pupuk di wilayah Muratara, Provinsi Sumsel saat ini alami kenaikan yang sangat tinggi. Untuk harga pupuk (Nitrogen, Phospat, dan Kalium) NPK. Awalnya berkisar Rp570 sekarang naik harga menjadi Rp665 ribu. Sedangkan untuk pupuk KCL MOP tadinya berkisar Rp400 ribu kini ikut naik menjadi Rp565 Ribu."Di wilayah Sumsel saja yang punya pabrik produsen pupuk terbesar Nasional, harganya sudah tinggi, apa lagi pupuk yang sampai di daerah lain," ringkasnya. Menurutnya, perlakuan Pemerintah terhadap petani sangat berbanding terbalik dengan slogan petani pahlawan pangan. Pasalnya, para petani terus ditekan menjual hasil produksi dengan harga serendah rendahnya dan dipaksa membeli kebutuhan pertanian dengan harga setinggi tingginya. "Giliran harga petani tinggi, pemerintah sibuk gebuk, cari solusi bagaimana turunkan harga petani. Giliran harga pupuk selangit, sampai sekarang kami belum mendengar Pemerintah, DPR cari solusi," timpalnya. Petani berharap, pemerintah fair dalam menyikapi permasalahan itu, dan sama prioritasnya dengan menyikapi harga kenaikan produksi pertanian. mengingat kebutuhan pupuk merupakan kebutuhan utama dalam pertanian. "Jika tidak ada solusi, kenaikan pupuk ini akan memicu krisis moneter. Seluruh produk 100 persen akan melambung. Jika petani demo satu negara mogok menanam pasti kacau," bebernya. Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan perikanan Kabupaten Muratara Suhardiman membenarkan jika saat ini keluhan para petani khususnya di wilayah Muratara, adanya kenaikan yang tinggi terhadap kebutuhan pupuk. "Sekarang harga pupuk sedang tinggi, penyebabnya cukup banyak. Mulai dari kenaikan harga produksi pertanian dan perkebunan hingga faktor lainnya," bebernya. Dia mengaku, saat ini kenaikan harga produksi komoditas unggulan seperti sawit dan karet cukup memainkan peranan penting, terhadap peningkatan harga pupuk. "Sekarang saja harga minyak goreng itu sampai Rp20 ribu/Kg, yang jelas jika ada kenaikan harga pasti ada dampak ke sejumlah produk lainnya," timpalnya.(cj13)

Sumber: