Habisi 5 Nyawa Sekaligus, Otori Dibawa ke RS Jiwa di Palembang

Habisi 5 Nyawa Sekaligus, Otori Dibawa ke RS Jiwa di Palembang

BATURAJA – Motif Otori Efendi (25), warga Kampung 3, Desa Bunglai Kecamatan Kedaton Peninjaun Raya (KPR) menusuk 5 korban hingga tewas belum diketahui pasti. Kejadian terjadi pada Jumat (26/11) sekitar jam 16.30 WIB. Pihak kepolisian masih akan memeriksaan kejiwaan pelaku ke RS Ernaldi Bahar (Erba) Palembang. Anggota Satreskrim Polres OKU, kemarin siang (27/11) membawa pelaku berangkat ke Palembang. Ditemui di ruang Satreskrim Polres OKU, pelaku terlihat kurang senang saat ditanya awak media. ""Siapo yang bunuh. Aku cuma nujah," kata Otori tanpa terlihat penyesalan. Pelaku sempat enggan menjawab pertanyaan wartawan dengan alasan sudah diverbal. Bahkan dia menjawab kalau mau bertanya harus bayar, "Pakai budget (duit) kalau nak nanyo," ucapnya. Otori mengaku setelah menujah korban langsung pergi, "Dak tau lagi. Habis nujah idak kuangaki lagi," kata pelaku ketus. Jawaban pelaku lainnya juga tidak singkron. Kepada anggota sebelumnya, pelaku mengaku salah satu korban ada yang mengambil kartu ATM miliknya. Namun saat ditanya wartawan pelaku mengaku berbisnis tanah. Ada tanah miliknya yang diambil korban. Salah satu awak media bahkan sempat terkena ditendang pelaku meski dalam kondisi diborgol. Kasat Reskrim AKP AKP Hillal Adi Imawan Sik ketika dikonfirmasi mengatakan, korban perbuatan tersangka ada lima orang yang meninggal dunia. "Satu orang meninggal menyusul saat di rumah sakit," ujarnya. Hanya saja mengenai motif pelaku menghabisi nyawa korban belum bisa diketahui. Pihaknya sudah melakukan pemeriksaan beberapa saksi. Untuk saat ini kita bawa dia ke RS jiwa di Palembang dan bagaimana hasilnya menunggu keterangan dokter. Sementara itu, korban yang meninggal dunia beberapa orang masih memiliki hubungan keluarga. Rumah korban juga berdekatan. Hanya rumah tersangka yang jaraknya cukup jauh. Pelaku mendatangi para korban dengan tenang. Sehingga tidak ada kepanikan saat kejadian. H Bahrurozi, mewakili anggota keluarga korban meminta pihak kepolisian mengusut pelaku. "Selamo ini dak katek masalah. Kami terkejut dan terpukul ado timbul masalah ini," ucapnya. Karenanya dia sepakat supaya anggota keluarga lain tidak lagi mempermasalahkan, apalagi membuat keributan. Data yang berhasil dihimpun di lapangan, diketahui pelaku informasinya sudah setahun tidak keluar rumah. Saat keluar itu, pelaku mengajak Hendri salah satu korban untuk makan siomay di warung. Setelah itu, entah kenapa saat itu Hendri ditikamnya. Hendri ini diketahui sebagai keponakan dari Sari. Sari sendiri masih bersaudara dengan Erni. Setelah itu, Ikrom lewat dan bertanya apa yang terjadi. Ikrom juga ikut ditikam pelaku. Pelaku kemudian berjalan dan bertemu Erni yang lagi mengambil air di sumur. Erni ini juga ditikam. Setelah itu Endang suami dari Erni keluar dari dalam rumah. Dia juga turut diserang pelaku hingga beberapa lubang. Pelaku kemudian kembali berjalan keluar. Saat itu Sari keluar rumah. Saat itu Sari juga diserang dan ditikam hingga tewas di tempat. Karena korban dipegang pelaku, dan disayat bagian leher hingga tewas. Baru setelah itu pelaku kabur membawa sepeda motornya pulang ke rumah. Pelaku juga sempat membuang pisau yang digunakan untuk menikam para korban ke sungai di belakang rumah. Keluarga, tetangga dan sanak kerabat terlihat ramai di rumah duka. Terutama di rumah Omama (ibu dari Sari). Di rumah tersebut sempat ada beberapa jenazah. Yakni, Sari, Hendri Jaya, Endang, dan Erni. Meski waktu pemakaman berbeda. Ada yang pagi hari dan siang. Suasana duka bertambah. Karena Omama ibu dari Sari yang dalam kondisi sakit juga meninggal mendadak jam 08.00 Sabtu pagi. Omama yang menderita sakit jantung diduga shock mengetahui anak, menantu, keponakan dan cucunya meninggal dunia. Kapolres OKU AKBP Danu Hadi Purnomo meminta masyarakat untuk mempercayakan persoalan itu kepada pihak kepolisian. "Kita akan bertindak secara maksimal. Sehingga motif pelaku bisa terungkap," ujarnya. Terlepas pihaknya akan mengecek kejiwaan pelaku. Yang akan dibawa ke RS Ernaldi Bahar. Untuk mengetahui kondisi kejiwaan pelaku. Dari hasil riksa RS akan menentukan proses hukum selanjutnya. Bagaimana pasal dan ancaman hukuman yang bisa diterapkan bila kondisi kejiwaan tidak terganggu. Setelah kejadian menurutnya, masyarakat sudah berhasil ditenangkan. Apalagi masyarakat disini cukup religius. "Kita harapkan bisa tuntaskan kasus ini. Kepala Puskesmas Kedaton, Yeni Sked dikonfirmasi mengatakan, sejauh ini tidak ada pengobatan dari pelaku ke Puskesmas. "Kita tidak tahu apakah ada gangguan kejiwaan. Karena belum terdeteksi," ujarnya. Namun, pihaknya masih melacak ke keluarga pelaku. (bis)

Sumber: