Rica, Siswa Berprestasi Yang Terbaring Sakit, Butuh Bantuan Dermawan

PRABUMULIH - Rica (17) buah hati pasangan Ridi dan Megawati harus menjalani hari-harinya diatas tempat tidur. Betapa tidak, ABG (Anak Baru Gede) yang dulunya sering juara umum saat SD tersebut, mengalami trauma berat (depresi) hingga sakit-sakitan. Rica pernah mengalami pelecehan seksual dan kecelakaan motor beberapa tahun lalu. Di sebuah rumah kontrakan orang tuanya di RT 1, RW 1, Kelurahan Tanjung Raman, Kecamatan Prabumulih Selatan Rica hanya bisa terbaring. Tubuhnya lemah dan tak kuasa lagi untuk duduk ataupun berdiri.  Cita-cita Rica yang berkeinginan menjadi dokter bedah pun terancam pupus. Perempuan kelahiran Tanjung Raman 10 Oktober 2004 itu dulu badannya berisi dan berwajah ayu, namun kini hanya tinggal kulit brrbalut tulang. Rambutnya mulai menipis, sementara di beberapa bagian tubuhnya terdapat luka akibat infeksi lantaran terlalu lama berbaring. "Saya ingin sembuh, ingin bantu ibu," cetus Rica dengan nada pilu. Sesekali mengusap air mata, Rica mengaku sakit di beberapa bagian tubuhnya. Dia juga mengaku malu untuk bersekolah kembali lantaran takut dihina orang. Sakitnya sedikit terobati, lantaran teman-teman sekolahnya dulu masih sering datang menjenguk ataupun hanya menanyakan kabar via whatsapp.  Megawati, ibu Rica, mengatakan putri kesayangannya itu dulu adalah siswa yang berprestasi dikala SD. Bahkan sering meraih juara umum, dan pernah bertemu dengan Gubernur Alex Noerdin saat itu karena prestasinya. "Dari  kelas 1 SD sampai kelas 6 SD juara umum terus, cita-citanyo nak jadi dokter bedah waktu kecik," ungkap Megawati. Menahan sedih, Megawati mengatakan penyakit yang diderita Rica dialami secara beruntun. Diawali dari pelecehan seksual yang dialami Rica saat masih duduk dibangku kelas 6 SD. Pelakunya bahkan masih berstatus keluarga. Bahkan ketika itu, Rica sempat menjalani operasi karena proses persalinan di RS. "Dio dianukan uwong itu, kakaknyo ketahuan pas masuk SMP," ucap Megawati. Saat itu ungkap Megawati, perasaannya dan sang suami hancur. Rica berubah menjadi murung, semangatnya bersekolah mulai pudar. Bahkan Rica sempat pindah sekolah karena depresi dan malu, namun akhirnya memilih berhenti sekolah. Tak hanya berhenti sekolah, keluarga sempat memilih pindah dari Tanjung Raman, sebelum akhirnya kembali lagi ke kampungnya itu. "Bapaknyo laju sakit, ngedrop darah tinggi, bocor paru-paru. Oleh bapaknyo sakit-sakitan, Rica belajar bemotor nak nakok bantu ibu. Baru pertamo bawa motor kecelakaan, tetimpo motor," urainya. "Waktu itu dak kami periksa ke dokter, setelah 2 bulan keluar air dari jari-jari. Pas dibawa ke rumah sakit harus operasi dua kali," terang Mega. Sejak saat itulah Rica mulai sakit-sakitan. Sakit Rica makin parah, sejak sang ayah meninggal dunia pada Februari 2021 lalu. "Sejak bapaknyo ninggal laju drop, tipes mulai ngedrop nian sejak 5 bulan ini dak berangkat lagi dari kasur. Apolagi sejak korona waktu itu yang lagi heboh-hebohnyo, jadi takut galo," lanjutnya. Kini setelah beberapa bulan Rica menderita sakit, keluarga hanya pasrah. Sementara saat ini, banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk kebutuhan susu Rica dan popoknya sehari-hari. "Kalau dulu cuma susu, kalau sekarang dua suap sudah masuk. Kalau popok harus siap terus, sebab dak biso lagi begerak, cumo di kasur inilah," tuturnya. Beruntung masih banyak tetangga dan warga sekitar yang membantu kebutuhan, sementara akhir-akhir ini banyak dermawan yang datang membantu Rica. "Alhamdulillah warga RT dan RW baik galo, tetanggo banyak yang peduli," imbuhnya. Mega mengungkapkan, saat ini Rica juga dalam perawatan pihak Puskesmas Tanjung Raman. "Untuk berobat jugo alhamdulillah, wong Puskesmas datang terus merikso. Ngasih obat, jadi dipantau terus oleh wong Puskesmas," lanjutnya. Sementara itu, belum lama ini Pemuda Pancasila (PP) Prabumulih juga tim dari ACT Prabumulih datang untuk memberikan bantuan kepada Rica. (chy)

Sumber: