Marah Anaknya Divaksin, Orang Tua Siswa Ngamuk, Ancam Bugil di Sekolah
LUBUKLINGGAU - Diduga tolak anaknya divaksin Covid-19, orang tua siswa di Kota Lubuklinggau mengamuk hingga ancam akan bugil di sekolah. Kejadian memalukan itu terjadi di SMP Negeri 4 Lubuklinggau, Senin (18/10), sekitar pukul 15.00 WIB. Kepsek SMP Negeri 4 Lubuklinggau, Dra Hj Erlinda MPd melalui Waka Kesiswaan, Endang Stiawati membenarkan kejadian tersebut. "Benar, tapi sudah selesai, karena saat kejadian pula sudah ditangani pihak polisi," katanya Endang, Jumat (22/10). Dia menceritakan, Senin siang sekolah sedang melakukan vaksinasi covid-19 dosis kedua. Kemudian sebagian siswa yang sudah divaksin pulang. Sekitar pukul 15.00 WIB datang seorang ibu yang merupakan orang tua dari siswa SMP Negeri 4 Lubuklinggau. Orang tua siswa tersebut marah-marah, menyesalkan anaknya telah divaksin. Tidak hanya orang tua siswa itu, tapi juga datang bibi dan nenek siswa tersebut, ikut marah-marah. "Intinya kami sudah melakukan sesuai prosedur, siswa sebelumnya diminta mengumpulkan KK dan surat pernyataan dari orang tua, berupa persetujuan divaksin," katanya. Untuk anak yang bersangkutan, sudah ada KK dan peryataan orang tua. "Sudah kami tunjukkan ke orang tua siswa tersebut, namun ngotot merasa tidak pernah memberi izin vaksin anaknya. Padahal sudah dosis kedua," katanya. Endang menduga, kurang koordinasi antara anak dan orang tuanya. "Mungkin juga anak tersebut izin ke ayahnya. Yang kabarnya sudah pisah dengan ibu siswa tersebut," katanya. Diceritakannya, orang tua siswa tersebut terus saja marah-marah. Selain ancam bugil, orang tua siswa juga memaki-maki guru. Kemudian marah di ruang vaksin, hingga ingin memecahkan kaca jendela sekolah dan sebagainya. "Tidak kami ladeni. Kami diam saja," ceritanya lagi. Kemudian, ibu tersebut lalu marah ke petugas medis yang melalukan vaksinasi. "Nah mungkin tenaga medis ini ikut terganggu dan menelepon polisi. Kemudian polisi datang mengurus orang tua siswa tersebut," jelasnya. Akibat kejadian tersebut, hari itu vaksin belum selesai sepenuhnya. Masih sekitar separuh siswa kelas X terpaksa menyelesaikan vaksin besoknya. "Sebenarnya kejadian seperti ini tidak perlu terjadi, kami sepuluh hari sebelum melaksanakan vaksin sudah sosialisasi ke kelas-kelas, menjelaskan vaksin, bagi yang ingin divaksin kumpul KK dan pernyataan orang tua," ungkapnya. "Prosedur medis juga dilakukan oleh tim vaksinator, kalau memang ada penyakit yang membuat tidak bisa vaksin juga dijelaskan, dan tidak akan divaksin," katanya. Vaksinasi ini, lanjutnya, bukan program sekolah tapi program pemerintah, sekolah ikut mendukung melakukan vaksinasi. "Dari 800 siswa sudah 600 siswa yang bisa divaksin, sisanya karena sakit maupun belum cukup umur, atau usianya siswa kurang dari 12 tahun," pungkasnya. (cj17)
Sumber: