Bupati Tanggung Semua Biaya Pengobatan Siswa yang Dikeroyok Teman Sekolah

Bupati Tanggung Semua Biaya Pengobatan Siswa yang Dikeroyok Teman Sekolah

MUSI RAWAS - Bupati Musi Rawas (Mura), Hj Ratna Machmud memastikan akan menanggung semua biaya pengobatan Aditya Keylo Saputra (12), siswa yang keroyok teman sekolahnya. Diketahui Aditya adalah siswa kelas 4 SD Negeri 1 Lubuk Ngin, Kecamatan Selangit, Kabupaten Musi Rawas, Sumsel. Aditya menjadi korban pengeroyokan teman sekolahnya, Senin lalu (11/10). Yang membuat Aditya sempat koma. Bupati mengungkapkan, begitu menerima informasi sudah tergerak ingin mengecek kondisi korban. "Ada beberapa informasi yang berkembang, diantaranya korban tidak bisa ditangani karena kartu BPJS non aktif. Sehingga begitu ada waktu saya langsung mengecek ke RSUD Shobirin," jelasnya. Ternyata, setelah dicek persoalannya bukan seperti itu. Memang kartu BPJS Kesehatan sedang non aktif, tapi soal penanganan pasien memang tidak bisa dilakukan di RSUD Dr Shobirin. "Saya sudah rapatkan dengan tim dokter, pasien harus dioperasi di Palembang. Karena terjadi patah tulang leher, sehingga terjadi saraf terjepit," jelasnya.  Kenapa tidak bisa di RSUD Shobirin, karena selain alat yang terbatas, juga terhadap pasien harus ditangani dokter spesialis ortopedi sub spesialis saraf. "Sementara di RSUD Shobirin belum ada dokter tersebut," ungkapnya. Mengenai BPJS Kesehatan yang sudah non aktif, Bupati sudah memerintahkan Dinsos untuk mengaktifkan kembali dan akan ditanggung pemerintah.  Dia mengatakan, sudah berkoordinasi dengan BPJS Kesehatan, meski kartu kondisi aktif, namun untuk kasus Aditya tidak bisa ditanggung BPJS. Karen dalam aturannya sakit karena berkelahi, tawuran atau pengeroyokan tidak bisa ditanggung biaya pengobatan.  Karena itu, Bupati langsung mengambil tindakan, menjamin pengobatan Aditya. Dia meminta Aditya untuk dikirim ke RSMH Palembang, didampingi dokter di RS Shobirin. "Terhadap biaya keluarga sudah dibantu. Kemudian biaya operasi kita masih lihat nantinya berapa. Namun estimasi sekitar Rp 200 juta. Itu juga keluarga pasien tidak perlu memikirkan biaya. Itu urusan saya," tegasnya.  Namun, lanjutnya, sebelum dikirim ke Palembang, harus ditangani segera. "Saya juga minta di Palembang pastikan dulu, kamar rawatnya, dokternya, sehingga begitu sampai di Palembang langsung dilakukan tindakan," katanya.  Saat bertemu langsung, kata Bupati, pasien Aditya kondisi sadar dan membuka mata. Hanya saja belum bisa gerak. "Mudah-mudahan anak ini segera pulih," katanya.  Hingga sore kemarin (14/10), pihak RSUD Shobirin menunggu balasan dari RSMH Palembang, sementara ambulans dan tim pengantar siap 24 jam. Kapanpun ada balasan langsung berangkat.  Aditya Keylo Saputra (12) siswa kelas V, SD Negeri 1 Lubuk Ngin, Kecamatan Selangit, Kabupaten Musi Rawas, seharusnya di rujuk ke rumah sakit di Palembang. Hal itu diungkapkan ibunda Aditya, Novikawati (41), warga Dusun 4, Desa Lubu Ngin, Kecamatan Selangit, Sumsel. "Tiga dokter yang menangani anak saya sudah meminta agar segera dibawa ke Palembang, untuk di operasi. Karena kata dokter tulang leher anak saya ada yang retak," kata Novi.   Namun, karena terkendala dana, pihak keluarga terpaksa menunda membawa Aditya ke Palembang, karena kendala biaya. Sehingga dia berterima kasih ada perhatian bupati.  Maklum dirinya yang adalah orang tua tunggal menghidupi dua anak. Pekerjaan sehari-hari hanya menyadap karet. "Kalau ado duit kami lah pergi ke Palembang. Kami katek nian duit. Mano miskin, katek laki (suami)," katanya.  (cj17)

Sumber: