Karet Naik Tipis, Petani Wajib Olah Karet Sesuai Rekomendasi

Karet Naik Tipis, Petani Wajib Olah Karet Sesuai Rekomendasi

KAYUAGUNG - Komoditi perkebunan khususnya getah karet di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) berangsur membaik, meski harga naik sedikit. "Harga kadar karet kering 100 persen hingga 40 persen senilai Rp 20.224/Kg," jelas Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten OKI, Ir Imlan Kairum melalui Kepala Kepala Bidang Penyuluhan Pengolahan dan Pemasaran, Zulkarnain SP, Kenaikannya hanya 44 per kg dibandingkan harga sebelumnya. "Kita menghimbau petani karet agar menggunakan pembeku karet yang direkomendasikan. Agar kualitasnya bagus, dan dapat dijual tinggi," himbaunya. Selama ini untuk membekukan karet, petani menggunakan pupuk, cuka para dan tawas. "Hasilnya kurang bagus, harga karet jadi rendah. Dengan begitu jelas pendapatan petani berkurang," ungkapnya. Selain itu, umur bahan olah karet rakyat (Bokar) harus sama. "Misal kalau umur seminggu dijual seragam umur seminggu. Jangan dicampur dengan Bokar yang berumur 2 atau 3 hari," jelasnya. Tak hanya itu, Karet juga tidak boleh direndam dan dicampur dengan bahan bukan karet. "Karet juga harus cepat ditumpahkan dari bak pembeku. Jadi makin tinggi kadar karet keringnya". Tak lupa, Zulkarnain SP, juga menjelaskan kadar karet kering 70 persen diharga Rp 14.157 per kg, kadar karet kering 60 persen diharga Rp 12.134 per kg, kadar karet kering 50 persen diharga Rp 10.112 per kg dan kadar karet kering 40 persen diharga Rp 8.090 per kg. Biasanya kenaikan harga karet terjadi karena adanya pemulihan ekonomi di Jepang. Dimana Jepang merupakan negara konsumen terbesar kelima karet dunia. "Jika ekonomi Jepang baik, maka ekspektasi harga karet di pasar global ikut terdorong meningkat," tandasnya. (nis)

Sumber: