Sebenarnya, spread pada pasar forex cenderung jauh lebih sedikit daripada spread pada saham. Hal ini menjadikan trading forex menjadi cara investasi yang efektif.
BACA JUGA:Bosan Jualan HP, Kini Xiaomi Jualan Mobil! Yuk Intip Spesifikasi Gahar Xiaomi SU7
6. Profitabilitas
Trading forex dilakukan dalam pasangan mata uang. Misalnya, dalam pasangan mata uang EUR/USD: transaksi “buy” berarti membeli Euro dan menjual Dolar AS.
Sedangkan transaksi “sell” berarti menjual Euro dan membeli Dolar AS. Saat memprediksi Euro akan melemah dan USD menguat, maka trader akan membuka posisi trading “sell”, begitu pula sebaliknya.
Dengan begitu, trader bisa mendapatkan keuntungan, baik ketika suatu mata uang melemah maupun menguat.
Di posisi sedang merugi pun, trader dapat melakukan Hedging untuk mengunci kerugian.
BACA JUGA:Kembali Cair! Begini Cara Mudah Cek Bantuan KIS PBI JK 2024 Secara Online
Hedging merupakan strategi kuncian, yang berarti bila harga bergerak berlawanan arah dengan prediksi trader, maka trader akan segera membuka posisi baru yang berlawanan dengan posisi awal, tanpa menutup transaksi yang dilakukan sebelumnya.
Risiko Trading Forex
1. Memiliki Risiko Tinggi
Dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya seperti saham, reksa dana, dan obligasi, trading forex memiliki tingkat risiko yang paling tinggi.
BACA JUGA:Setelah Sholat Dhuha, Amalkan Doa Ini Agar Rezeki Semakin Berlimpah
Risiko tinggi ini terjadi karena adanya sistem leverage di dalam aktivitasnya. Leverage merupakan sistem yang memungkinkan trader untuk melakukan transaksi trading forex dalam jumlah besar meskipun dengan memiliki modal yang lebih sedikit.
2. Pergerakan Mata Uang yang Sulit Diprediksi
Ada banyak faktor yang mempengaruhi pergerakan mata uang asing di pasar forex sangat fluktuatif.